Brilio.net - Riya sering diartikan sebagai memamerkan sesuatu yang dimiliki oleh seseorang. Dalam arti lain, riya adalah perbuatan yang dilakukan untuk memperlihatkan amalannya kepada orang lain, dengan tujuan supaya mendapatkan pujian atau keuntungan serta dapat terhindar dari celaan orang-orang.

Orang yang riya disebut dengan al-muraa'i yakni orang yang suka memperlihatkan sesuatu yang dapat menjadi pusat perhatian orang-orang. Orang riya juga mencari keuntungan melalui amal perbuatannya selain untuk keridhoan Allah. Bahkan, di dalam Alquran telah banyak dijelaskan bahayanya sifat riya. Allah berfirman dalam Surat An-Nisa:38. 

"Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Dan barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu teman yang seburuk-buruknya."

Secara umum, riya akan muncul karena senang terhadap sanjungan atau pujian, menghindari dari celaan, dan mengharapkan kedudukan di hati orang lain. Riya merupakan perbuatan tercela dan menjerumuskan pada azab Allah.

Untuk mengetahui lebih lengkapnya, berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber, ketahui jenis dan hukumnya riya dalam Islam, Kamis (7/4).

Riya adalah bentuk syirik © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Riya terbagi menjadi dua jenis yaitu riya kholish dan riya syirik. Berdasarkan buku berjudul "Kecantikanmu Penentu Akhiratmu" yang ditulis oleh El Hosniah, berikut ini penjelasan mengenai riya.

1. Riya kholish.

Riya kholish adalah riya dalam perbuatan. Riya jenis ini diartikan seseorang yang menunjukan segala perbuatan atau ibadahnya di hadapan orang lain. Hal ini bertujuan semata-mata ingin mendapatkan perhatian dan pujian dari orang lain. Riya kholish terbagi menjadi beberapa macam, seperti berikut ini:

a. Riya berasal dari badan, dengan cara memperlihatkan bentuk tubuh yang cantik atau gagah perkasa, serta memamerkan bekas sujud di wajah agar orang lain melihat dirinya ahli ibadah. Selain itu, memperlihatkan suara yang parau, mata yang cekung, dan bibir yang kering agar dianggap dirinya sedang berpuasa. Hal ini tertera dalam Alquran surat Al-Munafiqun ayat 4, berbunyi:

"Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata, kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya). Maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai di palingkan (dari kebenaran)?."

b. Riya berasal dari perkataan, misalnya kamu berbicara dengan nada tinggi (sombong), sehingga seakan-akan kamu adalah orang yang paling tahu, paling pintar, paling berpengaruh, dan sebagainya.

c. Riya berasal dari pakaian atau perhiasan, misalnya memperlihatkan pakaian khusus agar orang-orang memberi predikat ulama, bisa juga mengenakan pakaian mahal supaya mendapatkan sanjungan atau pujian.

2. Riya Syirik.

Riya syirik dapat dikatakan sebagai riya niat. Riya jenis ini merupakan perbuatan yang dilakukan didasarkan karena niat menjalankan perintah Allah, akan tetapi dilandasi dengan niat untuk mendapat perhatian. Dalam sebuah hadits; Rasulullah bersabda:

"Aku mendengar Umar bin Khattab berkata di atas mimbar; ‘Aku mendengar Rasulullah bersabda; ‘Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang memperoleh sesuai apa yang ia niatkan." (HR. Bukhari Muslim)

Hukum Riya.

Riya adalah bentuk syirik © 2022 berbagai sumber

Riya adalah bentuk syirik © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Riya merupakan perbuatan tercela dan tidak disukai Allah SWT. Bahkan Allah juga meminta hamba-hambaNya untuk menjauhi segala perbuatan yang merujuk pada riya. Hal ini juga tercantum dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 264, yang berbunyi:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia."

Hukum riya termasuk ke dalam syirik kecil, sehingga perbuatan tersebut dilarang oleh agama Islam dan hukum melakukan riya adalah haram. Dari Mahmud bin Labid, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda,

"Sesungguhnya yang paling ditakutkan dari apa yang saya takutkan menimpa kalian adalah asy syirkul asghar (syirik kecil), maka para shahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan asy syirkul asghar? Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: 'Ar Riya'."

 

foto: freepik.com

1. Luruskan niat beribadah karena Allah.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang memperoleh sesuai apa yang ia niatkan”. (HR.Bukhari Muslim)

2. Selalu mengingat Allah.

Dijelaskan dalam Alquran bahwa setan tidak akan pernah lelah menggoda manusia menuju jalan yang sesat. Sebab itu, manusia harus sering meminta perlindungan kepada Allah, salah satunya lewat dzikir. Sebab dengan berzikir seorang muslim akan senantiasa teringat oleh Allah. Dalam Alquran surat An-Nisa ayat 142, Allah berfirman:

"Innal-munaafiqiina yukhaadi'unallaaha wa huwa khaadi'uhum, wa izaa qaamuu ilas-salaati qaamu kusaalaa yuraa`unan-naasa wa laa yazkurunallaaha illaa qaliilaa"

Artinya:

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali."

3. Mengendalikan hati.

Mampu mengendalikan hati, pada dasarnya pujian dapat menjadi sebuah motivasi, namun jika terlalu terbuai dengan pujian orang lain akan membuat seseorang menjadi riya. Maka dari itu, janganlah berlebihan dalam berbangga diri dengan cara mengendalikan hati dan perasaan.