Brilio.net - Selama menjalani ibadah puasa, ada banyak amalan yang bisa dilakukan untuk mempertebal keimanan. Bulan suci Ramadhan jadi momen yang pas untuk menimba pahala. Maksimalkan ibadah untuk memohon ampunan-Nya dan mengharapkan berkah Sang Khalik.

Masa pandemi ini juga memberikan pengaruh terhadap puasa di tahun 2020. Akibat pandemi corona, membuat lebih banyak waktu untuk melakukan introspeksi diri. Mendekatkan diri kepada Tuhan juga bisa jadi kesempatan baik untuk berdoa agar masa pandemi ini segera berakhir.

Untuk umat Islam, salah satu ibadah yang kerap dilakukan untuk memohon pertolongan adalah sholat Istighosah. Ya, ibadah ini sering dilakukan untuk kejadian tertentu, seperti hendak ujian atau bencana yang terjadi dalam waktu lama. Sholat Istighosah juga dilakukan seseorang apabila memiliki harapan besar tertentu.

Nah untuk kamu yang belum mengetahui mengenai sholat Istighosah, yuk pahami ketentuan lengkap mengenai ibadah ini. Berikut ulasan brilio.net yang dihimpun dari berbagai sumber, Kamis (30/4).

1. Pengertian sholat Istighosah.

Sholat Istighosah © 2020 brilio.net

foto: freepik.com

Istighosah memiliki banyak makna. Istighosah diartikan sebagai pertolongan, permintaan atau permohonan. Beberapa ulama juga mengatakan bahwa Istighosah juga bisa dimaksudkan sebagai meminta pertolongan ketika dalam keadaan sukar dan sulit. Allah juga berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 45 yang berbunyi,

"Wasta'n bi-abri wa-alh,"

Artinya:
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.

Istighosah adalah meminta pertolongan ketika keadaan sukar dan sulit. Yang dimaksud dengan Istighosah dalam munjid fil lughoh wa a’alam adalah mengharapkan pertolongan dan kemenangan. Sedangkan menurut Barmawie Umari bahwa Istighosah adalah do’a- do’a sufi yang dibaca dengan menghubungkan diri pribadi kepada Tuhan yang berisikan kehendak dan permohonan yang didalamnya diminta bantuan tokoh-tokoh yang populer dalam amal salehnya.

Istighosah bisa diartikan seperti melakukan doa yang tidak biasa. Karena biasanya yang dipanjatkan dalam sholat Istighosah bukanlah hal yang biasa saja.

2. Macam-macam Istighosah.

Sholat Istighosah © 2020 brilio.net

foto: freepik.com

Dalam laman resmi Nahdlatul Ulama, dijelaskan ada dua macam Istighosah. Berikut penjelasannya.

a. Istighosah kepada Allah.

Istighosah kepada Allah dijelaskan dalam QS. Al-Anfal ayat 9 yang artinya:
“(Ingatlah wahai Muhammad), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” (QS al-Anfal: 9).

Ayat ini menjelaskan peristiwa ketika Nabi Muhammad memohon bantuan dari Allah. Saat itu beliau berada di tengah berkecamuknya perang badar di mana kekuatan musuh tiga kali lipat lebih besar dari pasukan Islam. Kemudian Allah mengabulkan permohonan Nabi dengan memberi bantuan pasukan tambahan berupa seribu pasukan malaikat.

Pemohonan pertolongan kepada Allah juga dijelaskan dalam QS al Ahqaf ayat 17 yang memiliki arti:
“Kedua orang tua memohon pertolongan kepada Allah” (QS al Ahqaf:17).

b. Istighosah kepada selain Allah.

Dalam laman resmi Nahdlatul Ulama dijelaskan beristighotsah kepada selain Allah hukumnya boleh dengan melihat bahwa makhluk yang dimintai pertolongan adalah sebab. Jadi meskipun sesungguhnya pertolongan itu datangnya dari Allah, Allah-lah pemberi pertolongan yang sesungguhnya, namun tidak menafikan bahwa Allah menjadikan sebab-sebab yang telah dipersiapkan agar terwujud pertolongan tersebut.

3. Manfaat Istighosah.

Sholat Istighosah © 2020 brilio.net

foto: freepik.com

Melakukan bacaan Istighosah juga melibatkan bacaan dzikir. Dzikir merupakan ibadah untuk terus mengingat Allah dengan cara menyebut dan memuji Allah. Dzikir merupakan salah satu kewajiban yang tertuang dalam Alquran. Cara ini tentu memberikan banyak manfaat yang bisa kamu rasakan secara langsung maupun tidak langsung. Syaikh Abdul Wahhab Asy-Sya’rani dalam bukunya Berselimut Cahaya Tuhan, menjelaskan mengenai manfaatnya.

a. Mendatangkan keridhoan Allah SWT.
b. Mengusir syaitan, menundukkan, dan mengenyahkannya.
c. Menghilangkan kesedihan dan kemuraman hati.
d. Mendatangkan kegembiraan dan ketentraman (di dalam) hati.
e. Melapangkan rizki.
f. Menumbuhkan perasaan bahwa dirinya diawasi Allah, sehingga
mendorongnya untuk selalu berbuat kebajikan
g. Takbir, tasbih, tahmid, dan tahlil yang diucapkan hamba saat berzikir
akan mengingatkannya saat dia ditimpa kesulitan.
h. Malaikat akan selalu memintakan ampunan kepada Allah bagi orang-orang yang berzikir.
i. Orang yang berzikir (mengingat Allah) senantiasa merasa dekat
dengan-Nya dan Allah bersamanya