Rukun dan syarat puasa.

<img style=

foto: Unsplash/Umar ben

 

Dalam hal syarat ibadah puasa, terdapat dua hal yang harus diketahui yaitu syarat wajib dan syarat sah puasa. Adapun rincian kedua syarat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Syarat wajib puasa.

a. Islam.
Puasa merupakan salah satu pilar dari bangunan yang bernama agama Islam. Oleh karena itu, menjalani ibadah puasa berarti menerapkan dan memasang pilar di tempatnya.

b. Baligh dan berakal.
Puasa tidak wajib dilakukan oleh anak kecil, orang gila, orang pingsan, dan orang mabuk karena mereka tidak dikenai khithab taklifiy sehingga tidak berhak berpuasa.

c. Mampu dan beradi di tempat tinggal.
Puasa tidak diwajibkan atas orang sakit atau musafir. Walaupun demikian, mereka wajib mengqadhanya. Kewajiban mengqadha puasa bagi keduanya telah disepakati para ulama.

Jika sakitnya sementara, maka ada kemungkinan sembuh dan ketika telah sembuh ia wajib mengqadha puasanya. Bagi yang tidak berpuasa karena penyakit yang berkepanjangan, mereka wajib membayar fidyah sebanyak hari mereka tidak berpuasa. Fidyah yang dimaksud adalah memberi makan fakir dengan beras, gandum, atau kurma.

2. Syarat sah puasa.
Syarat sah puasa adalah ketentuan yang menjadikan puasa seseorang yang terkena kewajiban berpuasa menjadi sah dan diakui.

a. Islam
b. Mumayiz atau mengerti dan mampu membedakan yang baik dengan yang buruk
c. Suci dari darah haid, nifas, dan wiladah

Sedangkan rukun puasa adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah itu sendiri. Jika rukun tidak dijalankan, maka tidak sah ibadah tersebut. Yang termasuk ke dalam rukun puasa adalah sebagai berikut:

1. Niat.
Kedudukan niat dalam puasa menjadi sangat penting karena tanpa niat puasa seseorang tidak sah. Niat puasa yang harus dilakukan sebelum memasuki fajar adalah puasa wajib seperti puasa ramadan, puasa nadzar, puasa kifarat, dan puasa fidyah haji. Sedangkan untuk puasa sunnah niat boleh dilakukan setelah fajar terbit dengan catatan belum membatalkan sesuatu yang dapat membatalkan puasa.

2. Menahan diri dari dua macam syahwatnya.
Menahan diri juga menjadi rukun dalam puasa. Seseorang yang berpuasa diwajibkan untuk menahan diri dari dua macam syahwat, yaitu syahwat perut dan kemaluan.

Jenis-jenis puasa.

<img style=

foto: Unsplash/Umar ben

 

Terdapat beberapa jenis puasa yaitu sebagai berikut:

1. Puasa wajib, yakni puasa yang jika dilaksanakan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan akan mendapatkan dosa. Contohnya, puasa Ramadan, puasa kifarat, puasa qada, dan puasa nadzar.
2. Puasa sunnah, adalah puasa yang jika dilaksanakan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Contohnya, puasa senin dan kamis, puasa hari arafah, puasa asyura, dan puasa 6 hari bulan syawal.
3. Puasa makruh, adalah puasa yang jika dikerjakan tidak berdosa dan jika ditinggalkan mendapatkan pahala. Contohnya, puasa hari Jumat.
4. Puasa haram, adalah puasa yang jika dikerjakan akan mendapatkan dosa dan jika tidak dikerjakan mendapatkan pahala. Contoh, puasa hari raya idulfitri, puasa iduladha, dan puasa pada hari tasyrik.

Hikmah berpuasa.

<img style=

foto: unsplash.com

 

Setiap ibadah yang diperintahkan Allah SWT pasti memiliki hikmah dan keutamaannya. Berikut beberapa hikmah ketika menjalankan puasa:

1. Puasa adalah pembersih jiwa.
Hal ini karena puasa merupakan aktivitas menahan diri dari apa yang dilarang oleh Allah sebagai bentuk penyempurnaan keimanan kepada Allah SWT.
2. Puasa juga merupakan upaya untuk menjaga kesehatan tubuh.
3. Puasa dapat menjadi proses mendidik kehendak diri dan jihad jiwa serta membiasakan bersikap sabar.
4. Pengaruh puasa sangat besar dalam menahan hawa nafsu dan meninggikan naluri manusia, khususnya jika melaksanakan puasa semata karena mengharapkan ridha Allah SWT.
5. Puasa juga memiliki hikmah untuk mengajarkan orang yang berpuasa agar mensyukuri nikmat Allah SWT.

Sumber: Syarifuddin. 2003. Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis. Jakarta: Gema Insani.