pengertian, ciri, dan tipe-tipe oligarki © berbagai sumber

foto: Unsplash/Vidar Nordli-Mathisen

Winters menggolongkan oligarki ke dalam empat ciri utama di antaranya:

1. Melakukan pemaksaan yang menyokong klaim atau hak milik atas harta.

2. Keterlibatan oligarki dalam kekuasaan atau pemerintahan.

3. Sifat keterlibatan dalam pemaksaan.

4. Kekuasaan yang terpecah serta pelaku oligarki yang bersifat liar atau jinak.

Tipe-tipe oligarki

pengertian, ciri, dan tipe-tipe oligarki © berbagai sumber

foto: unsplash.com

Tipe-tipe oligarki menurut Winters adalah sebagai berikut:

1. Oligarki panglima (warring oligarchy).

Oligarki ini muncul karena kekuasaan pemaksa. Setiap oligarki memiliki senjata untuk mendapatkan kekayaan. Pada oligarki jenis ini, perpecahan oligarki berada di tingkat tertinggi. Setiap sosok otoritas unggul yang muncul di antara oligarki hanya dapat mendominasi untuk sementara. Konflik dan ancaman yang terjadi umumnya bersifat lateral seperti klaim atas wilayah sumber kekayaan dan sumber daya.

2. Oligarki kolektif (ruling oligarchy).

Oligarki jenis ini memiliki kekuasaan dan berkuasa secara kolektif melalui lembaga yang memiliki norma atau aturan main. Dalam oligarki penguasa kolektif, para oligarki bekerja sama untuk mempertahankan kekayaannya dan memerintah suatu komunitas. Secara historis, contoh oligarki kolektif dapat ditemui pada komisi maria, pemerintahan Yunani-Roma, dan praktik politik di Indonesia pasca Soeharto.

3. Oligarki sultanistik (sultanistic oligarchy).

Bentuk oligarki ini ada ketika monopoli saran pemaksaan berada di tangan satu orang, bukan negara yang terlembaga yang dibatasi hukum.

4. Oligarki sipil.

Oligarki ini tidak bersenjata dan tidak berkuasa secara langsung. Selain itu, oligarki ini juga menyerahkan kekuasaannya pada lembaga non pribadi dan terlembaga dimana hukum lebih kuat.

Keempat tipe oligarki tersebut dapat berubah tergantung pada perkembangan situasi dalam suatu wilayah. Kenyataan tersebut juga diperkuat Vedi R, Hadiz, dan Richard Robinson dalam buku yang berjudul Reorganizing Power in Indonesia: The Politics of Oligarchy in an Age of Market bahwa oligarki tidak tumbang pasca lengsernya Soeharto. Hal ini karena oligarki mampu bertransformasi menyesuaikan konteks politik yang ada di suatu negara.

Sumber: Faudhiah. 2019. Oligarki Politik: Pertemuan Kepentingan Bisnis Dan Kepentingan Politik Di Nagan Raya. Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam.