Brilio.net - Harta melimpah menjadi tolok ukur seseorang meraih kesuksesan. Apapun pekerjaannya, jika bisa menghasilkan banyak harta dari itu tentu bisa dibilang sukses. Bisa dibilang, apapun yang dikerjakan seseorang dalam mencari nafkah, asal bisa cari kesempatan untuk mengembangkan bisnisnya pasti bakal berkembang pesat.

Seperti yang dialami oleh Masaru Wasami. Dulunya pria asal Jepang ini hanya merupakan pekerja sayur biasa. Namun kini, Masaru jadi miliuner yang memiliki harta Rp 14 triliun. Cerita berawal saat Masaru mulai bekerja paruh waktu di sebuah toko sayur pada usia 12 tahun. Tiga tahun kemudian, dia meninggalkan sekolah dan mendorong dirinya untuk terjun ke dunia bisnis.

Bisnis dimulai pada tahun 1970 dengan bisnis truknya. Beberapa tahun kemudian, dia memiliki lebih dari 100 truk yang melayani pengiriman produk logistik untuk rantai toko obat di seluruh Jepang. Seperti brilio.net lansir dari merdeka via Business Standard, Senin (14/10), ide bisnis Masaru bermula dari menemani temannya yang ingin mengambil paket dari sebuah pabrik benang. Tetapi dia harus menghadapi ketidakmampuan dalam menangani parsel.

Hal tersebut membuatnya terinspirasi untuk menjalani bisnisnya sekarang dan dia pun bekerjasama dengan Amazon dan Rakuten Inc. yang berbasis di Tokyo. Munculnya Amazon juga berdampak bagi Masaru Wasami. Sebelumnya dia melihat Yamato Holdings Co., yang merupakan salah satu operator parsel terbesar di Jepang, tidak lagi membantu Amazon. Saat itu, Masaru melihat peluang untuk menggandeng Amazon. Peluang itu akhirnya membuat Amazon untuk beralih ke bisnis kurir Masaru.

"Kami telah menyarankan Amazon untuk melakukan layanan pengiriman pada hari yang sama dengan kami selama bertahun-tahun," kata Masaru.

Peningkatan pengiriman tersebut menjadi keuntungan bagi perusahaan Masaru. Hari ini, dirinya dinobatkan menjadi miliarder dan berterima kasih kepada Amazon. Bisnisnya itu telah mendatangkan kekayaan untuknya sebesar USD 1 miliar atau Rp 14 triliun. Sementara itu, Amazon telah mendaftarkan perusahaannya pada tahun 2017 untuk mengelola layanan pengiriman pada hari yang sama dengan negara tersebut.