Brilio.net - Hidup sebagai manusia, sudah sewajarnya saling berdampingan. Sebab manusia tidak bisa hidup sendiri. Karena itu sejak manusia lahir ditolong, mati pun ditolong orang lain. Hal itu yang menjadi dasar utama Murty Indrady ingin terus saling berbagi.

Pria asal Pelem Madu Imogiri, Bantul, itu merupakan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bantul. Pria yang akrab disapa Indra ini dalam kesehariannya sama seperti anggota lain, bekerja, pulang ke rumah, dan berkumpul bersama keluarga.

Satu hal yang menarik dari pria 31 tahun ini. Di sela-sela tugas menjaga ketertiban umum sebagai Satpol PP, Indra tak pernah lupa menyempatkan waktu untuk menolong orang lain. Rasanya sosok yang sudah bergabung sebagai anggota Satpol PP Bantul sejak 2014 silam ini tak pernah absen menanam kebaikan. Kegiatan kemanusiaannya itu rutin ia lakukan bersama komunitasnya 'Berkah Bantul' yang ia dirikan sejak 2017 lalu.

"Melalui Berkah Bantul saya bisa berkomunikasi dan bersilaturahmi dengan anak-anak yatim, dhuafa, fakir miskin," kata Indra saat ditemui brilio.net di kantor Satpol PP Bantul pada Selasa (20/8) pagi.

Murty Indrady © 2019 brilio.net

foto: brilio.net/Nur Luthfiana H



Pertama kali ia merangkul rekan-rekan dekatnya untuk bergabung. Melalui Berkah Bantul juga, ia dan kawan-kawan berhasil melakukan bedah rumah sebanyak sembilan kali. Bertemu dengan anak yatim, membuat Indra turut merasakan bagaimana rasanya tidak punya orangtua, makan susah dan hidup sendiri. Menurutnya hal itu sangat fatal dan kronis sekali dalam kehidupan.

"Ketika ada anak yatim di pendidikannya tidak bisa berjalan, ibadahnya kurang, terus untuk makan sehari-hari susah, alhamdulillah kita sudah terpanggil seperti itu. Kita juga berusaha terjun untuk merangkul anak-anak yatim fakir miskin di Bantul, Sleman, bahkan Gunungkidul," ujar Indra.

Setiap mendengar ada orang-orang membutuhkan atau mendapatkan kabar informasi, mereka akan segera bergerak. Meski dikenal senang membantu sesama, Indra memiliki prinsip tersendiri, yaitu tidak akan membuka donasi.

"Kita sendiri tidak akan membuka donasi atau buka rekening khusus buat membantu anak-anak yatim dan duafa," lanjut Indra.

Murty Indrady © 2019 brilio.net

foto: brilio.net/Nur Luthfiana H



Lantas dari mana selama ini ia bisa mendapatkan uang untuk membantu orang lain?

Ya, jawabnya adalah menyisihkan sedikit demi sedikit dari rezeki yang dimiliki. Selain itu di kantor Satpol PP ada kotak infak di musala dan para rekan-rekan relawan biasanya menyisihkan sedikit rezeki di situ. Uang tersebut bisa untuk menyambangi anak-anak yatim dan duafa.

"Lebih baik sederhana, ikhlas, tulus. Insya Allah Tuhan mengabulkan apa yang menjadi angan-angan kami," sahut Indra yang selama ini juga terjun langsung ke lapangan ketika kegiatan Berkah Bantul.

Menurut Indra, ia dan rekan-rekannya tak sembarangan memberikan bantuan. Proses awal yang dilakukan adalah survei, apakah orang itu memang layak atau tidak diberikan bantuan.

"Berusaha datang ke rumah ke rumah, dan saya target itu memang yang benar-benar membutuhkan. Tidak orang kaya. Disurvei dulu, tanya ke tetangga, tanya ke temen. Kalau memang target itu membutuhkan uluran tangan, kita datangi dan Insya Allah ada jalan untuk mereka," papar Indra.

Selama ini saat menyantuni anak asuh dan tidak mampu, Indra mengedepankan pendidikan dan agama. Dengan berlatar pendidikan dan agama yang baik, diharapkan membuat anak asuhnya menjadi orang yang pintar, sukses, dan bisa berguna bagi orang lain pula. Semua itu Indra dukung dengan alat-alat pendidikan seperti buku, alat tulis, tas, sepatu, hingga alat-alat mengaji.

Sedangkan untuk lansia, Indra memberikan bantuan berupa sembako. Sebab selama ini lansia yang telah ia temui di beberapa wilayah Bantul kebanyakan hidup sendiri tanpa penghasilan.

"Sebisa mungkin lansia tersebut jangan pernah merasa lapar," ujar Indra.

Murty Indrady © 2019 brilio.net

foto: Dok. Pribadi Murty Indrady



--

Didukung penuh oleh Satpol PP Bantul

Bekerja sebagai Satpol PP dan menjalani komunitas seperti ini, tak pernah membuat Indra bingung membagi waktu. Setelah ia menyelesaikan pekerjaan sebagai Satpol PP, dia diizinkan untuk keluar untuk mengurusi anak yatim.

"Untuk kegiatan, Mas Indra tentang santunan itu memang saya mengetahui. Mas Indra itu kalau mau kegiatan santunan juga kebetulan izin saya. Kan kegiatan di kantor lumayan banyak, kebetulan pas ada waktu luang pas jam kerja, kebetulan kegiatan (kantor) sudah selesai. Mas Indra izin saya untuk kegiatan santunan," kata Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum Satpol PP Bantul, Vektor.

Dengan kemudahan itu, Murty Indra sangat senang atas izin yang diberikan oleh atasannya. Bekerja dalam sehari, Indra juga bisa memanfaatkan waktu luang di sela-sela tugasnya jadi Satpol PP. Beberapa kali atasan Indra dan rekan-rekan Satpol PP bahkan juga turut ikut bergabung di kegiatan kemanusiaan Berkah Bantul.

"Saya nilai itu kegiatan sangat positif, kenapa nggak? Saya kasih izin Indra karena kegiatan di kantor sudah dilaksanakan. Saya mendukung, kalau seratus persen lebih. Karena itu kegiatan yang sangat positif. Kegiatan sosial. Kita manusia hidup bermanfaat untuk sesama. Saya mendukung," lanjut Vektor.

--

Jeruji besi dan dukungan besar dari keluarga

Berkat Berkah Bantul, saat ini Indra dikenal sebagai salah satu sosok 'orang baik' di mata banyak orang. Namun di balik semua itu, ada kisah kelam yang menjadi pengawal kebaikan ini. Dulunya Indra pernah mengalami sebuah kisah penting dalam hidupnya. Waktu itu pada 2017 silam, Indra ditugaskan menjaga keamanan suporter bola.

Murty Indrady © 2019 brilio.net

foto: Dok. Pribadi Murty Indrady



Singkat cerita saat ia bertugas, ada insiden yang muncul dan tak bisa terelakkan. Terjadilah tawuran antar suporter. Indra kala itu berniat ingin melerai, sayangnya ia justru dinyatakan bersalah dan jadi tersangka dengan kasus dugaan penganiayaan. Selama sebelas hari ia mendekam di balik jeruji penjara Bantul.

"Saya sempat dipenjara, dan dipenjara itu sangat luar biasa. Saya merasakan benar bahwa manusia itu tidak ada apa-apanya. Saya berusaha merenung dan saat saya keluar penjara, saya mau menjadi orang yang lebih bermanfaat dari hari-hari sebelumnya," ungkap Indra.

Dia merasa beruntung hidup di lingkungan bersama orang-orang baik. Salah satunya memiliki komandan yang baik dan bijaksana pula. Setelah ia keluar dari penjara, syukur Indra masih tetap diterima menjadi anggota Satpol PP Bantul.

"Karena ini bukan kesalahan fatal saya. Saya sedang bertugas, ada surat resmi, dan saya mengalami kecelakaan seperti itu. Kecelakaan seperti itu bukan yang saya inginkan juga. Komandan saya alhamdulillah masih mengizinkan dan menerima saya sebagai Satpol PP Bantul," jelas Indra.

Seluruh keluarga Indra sangat mendukung akan kegiatan Berkah Bantul ini. Dalam kegiatan Berkah Bantul, ayah satu anak ini terkadang mengajak istrinya untuk turut serta dalam kegiatan kebaikan ini. Selain dari lingkungan keluarga, Indra memiliki harapan besar, teman-teman, dan sahabat di luar sana semoga lebih banyak yang peduli. Tentunya kepada anak-anak yatim, duafa, dan fakir miskin.

"Saya cuma pengen anak-anak yatim menjadi anak yang pintar. Jangan sampai pendidikan dan agamanya itu berhenti karena tidak ada biaya untuk melanjutkan," imbuh Murty Indrady sembari menutup obrolannya.

Nah, jika kamu masih penasaran dengan sosoknya dan bagaimana kesehariannya, simak video wawancara eksklusif brilio.net dengan Murty Indrady di bawah ini ya!