Brilio.net - Memasuki usia remaja pasti ide kreatif mulai bermunculan. Di usia seperti ini para remaja tengah gemar melakukan hal-hal yang mereka senangi. Oleh sebab itu perlu adanya wadah untuk mengasah dan mengembangkan ide yang mereka punya.

Seperti halnya dengan Djarum Foundation yang kembali mewadahi para remaja yang memiliki ide kreatif dalam menulis, yakni Writing Competition Beswan Djarum 2018/2019. Dalam kompetisi ini para remaja berbakat saling saling mengadu gagasan, kreativitas, dan berinovasi.

Beswan Djarum 2019 © 2019 brilio.net

Program Officer Bakti Pendidikan Djarum Foundation Adrian Hadinata mengatakan, setelah melewati seleksi di empat kota yakni Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya, akhirnya memasuki tahap final nasional Writing Competition Beswan Djarum 2018/2019 yang berlangsung selama dua hari, 21-22 Mei, dengan diikuti oleh 16 Beswan Djarum yang terpilih.

Adrian mengatakan kegiatan ini digelar bertujuan untuk memberi pembekalan soft skills yang diberikan kepada Beswan Djarum, seperti character building dan leadership development.

"Selain soft skills, writing competition merupakan ajang bagi Beswan Djarum untuk menunjukkan pemikiran kritisnya terhadap permasalahan bangsa dan memberikan gagasan orisinal berdasarkan keilmuan yang ditekuninya," ujarnya kepada media di Yogyakarta baru-baru ini.

Adrian menambahkan dari setiap wilayah tersebut, terpilih dua mahasiswa yang mewakili kategori Non-Eksakta serta dua mahasiswa lainnya yang mewakili kategori Eksakta. Berikut brilio.net rangkum pada Minggu (26/5), ini dua pemenang dari masing-masing kategori.

1. Memudahkan masyarakat buang sampah lewat aplikasi Sampahqu.

Beswan © 2019 brilio.net
Hingga saat ini, permasalahan sampah masih menjadi momok, di Indonesia khsusnya. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat pada 2017 jumlah sampah di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun.

Hal itu yang membuat mahasiswi Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Terannisa Nabilah Balqis membuat gagasan melalui aplikasi Sampahqu. Teranisa menggabungkan konsep "bank sampah" dan "ojek online" sebagai solusi pengambilantabungan sampah di rumah warga) dengan sistem online database untuk mewujudkan impiannya, yakni Indonesia Bebas Sampah.

"Lewat aplikasi itu, masyarakat jadi lebih mudah dalam memilah sampah," terang Tera sapaan akrabnya saat ditemui media di Yogyakarta baru-baru ini.

Menariknya, ada keuntungan yang ditawarkan dari aplikasi ini yaitu bisa membantu mengonversi hasil kumpulkan sampah menjadi e-money. "Jadi uanh hasil milah sampah bisa digunakan untuk beli voucher atau bayar listrik dll. Sangat bermanfaat," jelas Tera.

Melalui gagasan cemerlang ini, Tera meraih Juara 1 untuk kategori Non-Eksak.

2. Gagasan obat berbasis genesis.

Beswan © 2019 brilio.net

Menurut mahasiswi Sheilla Windy Komara saat ini pengembangan obat di dunia semakin meningkat. Namun pengembangan obat harus diikuti dengan pemberian obat yang tepat untuk setiap individu. Oleh sebab itu, melalui gagasan "Pharmacogenomic", mahasiswi Institut Teknologi Bandung jurusan Sains dan Teknologi Farmasi) menawarkan rekomendasi obat berbasis faktor gen pasien.

"Di luar negeri, langkah ini sudah dimulai. Saya ingin memperkenalkan terobosan ini karena Indonesia memiliki potensi itu. Terlebih, kita saat ini kita sudah memiliki laboratorium genom sehingga hal ini sangat bisa digunakan di Indonesia. Mungkin untuk awal tantangan terbesar adalah soal biaya, namun ke depan ini dapat menjadi terobosan pengobatan yang lebih personal dan presisi," ujar Sheila.

Dalam writing competition Beswan Djarum, Sheila meraih Juara 1 "Writing Competition" kategori Eksak.