Namun, ternyata ada penjelasan logis mengapa warteg tersebut tidak terbakar. Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Kota Administrasi Jakarta Selatan, menjelaskan kompartemenisasi menjadi faktor mengapa warteg itu tidak terbakar. Sementara, ratusan rumah lainnya hangus dilalap api.

"Karena terkompartemenisasi jadi terlindung dari potensi rambatan api. Coba lihat bangunan yang melindungi warteg itu bagaimana konstruksinya," jelas Perwira Piket Sudin Gulkarmat Jakarta Selatan, Deni Andreas, dilansir brilio.net dari Antara, Senin (29/8).

penjelasan ahli warung tak terbakar © TikTok/@donnyrapu

foto: TikTok/@donnyrapu

Deni menjelaskan, ilmu kompartemenisasi kebakaran adalah batas atau pemisah bangunan berdasarkan tingkat ketahanan terhadap api. Bangunan warteg tersebut diketahui terbuat dari material bata ringan atau hebel di semua sisi rumahnya. Material itu sifatnya menahan api. Sehingga warung tersebut tetap utuh meski rumah sekelilingnya terbakar.

Beda halnya dengan ratusan rumah yang terbakar karena tidak adanya kompartemenisasi karena tidak menggunakan bata ringan atau hebel. Bangunan yang terbakar di Simprug tersebut kebanyakan memakai material semi permanen seperti kayu.

Menurut Deni, solusi yang dapat digunakan untuk membangun kembali rumah, warga harus memahami ilmu kompartemenisasi dalam konstruksi rumah. Warga harus menciptakan kompartemenisasi untuk bangunan mereka agar terlindungi dari sumber kebakaran.

"Jika mau dibangun lagi satu kampung supaya aman dari kebakaran besar, pastikan kompartemenisasinya itu, semakin banyak semakin bagus bangunannya," pungkasnya.

@donnyrapu Kekuatan Sedekah. #fyp #kebakaran #viraltiktok Ternyata Hanya Kamu - Brisia Jodie & Stevan Pasaribu