Brilio.net - Bagi sebagian siswa, adanya pekerjaan rumah atau PR kerap kali menjadi momok tersendiri. Ya, disadari atau tidak, tidak sedikit dari mereka yang justru menganggap PR tak ubahnya sebagai beban.

Padahal tujuan diberikannya PR oleh guru tidak demikian. PR sejatinya diberikan dengan tujuan pengayaan, penguatan, dan pengulangan materi yang telah dipelajari di kelas dan itulah yang coba dilakukan oleh Su, guru sekolah dasar di China.

Sayangnya, apa yang dilakukan Su ini justru memancing perdebatan. Pasalnya, guru mata pelajaran matematika ini memberikan PR kepada anak didiknya berupa menghitung 100 juta butir beras.

Setiap anak diberi waktu dua hari untuk melakukan hal tersebut. Setelahnya, mereka pun harus membawanya ke sekolah. Jika mereka tidak bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu, maka harus menghitung butir beras selama akhir pekan.

Oleh beberapa orang, tugas yang diberikan oleh Su itu dinilai sebagai bentuk penyiksaan kepada anak didiknya. Namun, ada pula yang berpikir sebaliknya bahwa apa yang dilakukan Su bermaksud mendorong para siswanya untuk berpikir 'out of the box'.

Dilansir dari Shanghaiist, Su pun memaparkan bahwa tugasnya bertujuan mendorong siswanya untuk berpikir kritis. "Membantu mereka belajar bagaimana menganalisis dan memecahkan masalah dan juga membantu mereka memahami konsep '100 juta'," seperti yang brilio.net kutip pada Kamis (13/9)

Alih-alih menghitung butir beras satu per satu, Su berharap para muridnya akan menghitung 100 butir terlebih dahulu. Lalu, mengalikan angka tersebut dengan dengan 10 atau 100 sampai hitungan mereka mencapai angka 100 juta.

Tak disangka, 10 dari 40 muridnya pun dapat menyelesaikan tugas tersebut sesuai harapannya.