Brilio.net - Doa merupakan salah satu bentuk permohonan kepada sang Khalik. Doa dapat dipanjatkan oleh umat muslim kapan saja, ketika mengalami kesulitan, saat diberi kemudahan, atau saat hendak melakukan sesuatu. Seperti halnya doa saat melakukan perjalanan.

Seperti yang kita ketahui bersama, saat ini moda transportasi dan akses menuju suatu lokasi sangatlah mudah. Hal ini membuat setiap orang yang berkepentingan dapat melakukan sebuah perjalanan.

Dalam Islam, berdoa saat sedang dalam perjalan merupakan salah satu amalan yang baik. Pasalnya, memanjatkan doa perjalanan jauh sebagai cara meminta perlindungan kepada Allah dan juga supaya selamat sampai dengan tujuan.

Lebih lanjut, dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, berikut doa dalam perjalanan beserta arti dan adabnya lengkap, Sabtu (30/4).

1. Doa perjalanan jauh.

Saat berpergian atau sedang dalam perjalanan, alangkah baiknya membaca doa, berikut ini bacaan doa perjalanan jauh.

"Allahumma hawwin ‘alainaa safaranaa hadzaa waatwi ‘annaa bu’dahu. Allahumma antashookhibu fiissafari walkholiifatu fiil ahli."

Artinya:

"Ya Allah, mudahkanlah kami bepergian ini, dan dekatkanlah kejauhannya. Ya Allah yang menemani dalam bepergian, dan Engkau pula yang melindungi keluarga."

2. Doa keluar rumah.

"Bismillahi, tawakkaltu ’alallah, laa haula wa laa quwwata illaa billaah."

Artinya:

"Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah."

Sebagaimana hadis Nabi SAW menyebutkan betapa pentingnya membaca doa sebelum melakukan perjalanan.

"Barangsiapa yang ketika keluar dari rumahnya membaca doa: 'Bismillahi tawakkaltu ‘alallah laa haula wa laa quwwata illaa billah', maka dikatakan kepadanya: kamu telah tercukup dan terlindungi, dan setan pun akan menjauh darinya." (HR. Tirmidzi; hasan shahih. Hadits senada diriwayatkan juga oleh Abu Daud).

 

 

 

 

3. Doa selamat naik kendaraan.

Ketika kamu akan melakukan perjalan jauh dan menaiki kendaraan, tak lupa juga kamu perlu membaca doa supaya selalu dalam lindungan Allah dan selamat saat naik kendaraan. Berikut ini doa yang perlu dibacakan.

"Alhamdulillahil ladzi sakhkhoro lana hadza wa ma kunna lahu muqrinina wa inna ila rabbina lamunqalibun."

Artinya:

"Segala puji bagi Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya hanya kepada Tuhan kami lah kami akan kembali."

4. Doa istirahat di perjalanan.

Selain itu, ketika kamu sedang berhenti untuk beristirahat di perjalanan, kamu juga dapat membaca doa supaya senantiasa dilindungi dari marabahaya oleh Allah. Berikut bacaan doa ketika sedang istirahat di perjalanan.

"A'udzu bi kalimaatillahit taammaati min syarri maa khalaq."

Artinya:

"Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan ciptaan-Nya."

5. Doa selamat di perjalanan.

Tak hanya berhati-hati saat sedang dalam perjalanan, kamu juga dapat memanjatkan doa untuk meminta keselamatan saat berada diperjalanan. Berikut ini bacaan doa selamat di perjalanan.

"Subhanal ladzi sakhora lana hadza wa ma kunna lahu muqrinina wa inna ila ila rabbana la munqalibun. Allahumma inna nas aluka fi safarna hadzal birra wat taqwa wa minal ‘amali ma tardla. Allahumma hawwin ‘alaina safarana hadza wa’thu ‘anna bu’dahu. Allahumma antash shokhibu fis safari wal kholifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsais safari wa kabatil mundhori wa suil munqolabi fil mali wal ahli."

Artinya:

"Maha Suci Allah yang telah menundukkan (kendaraan) ini untuk kami, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan, takwa dan amal yang Engkau ridai dalam perjalanan kami ini. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada harta dan keluarga."

6. Doa memasuki sebuah wilayah.

"Allahumma robbissamawaatis sab’i wa maa adhlalna, wa robbal arodhiinis sab’i wa maa aqlalna, warobbasy-syayaathiini, wa maa adhlalna warobbarriyaahi wa maa dharoy na fa inna nas-aluka khaira hadzihi qoryati wakhoyro ahliha, wana’uudzubika min syarrihaa wa syarri ahlihaa wa syarri maa fii haa."

Artinya:

"Ya Allah, Tuhan tujuh langit dan apa yang dinaunginya, Tuhan penguasa tujuh bumi dan apa yang di atasnya, Tuhan yang menguasai setan-setan dan apa yang mereka sesatkan, Tuhan yang menguasai angin dan apa yang diterbangkannya. Aku mohon kepadaMu kebaikan desa ini, kebaikan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan desa ini, kejelekan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya."

7. Doa setelah sampai di tujuan.

Mengucapkan doa saat sampai di tujuan adalah bentuk rasa syukur kepada Allah karena telah diberikan keselamatan, berikut doa yang harus dipanjatkan.

"Allaahumma innii as aluka lhairohaa wakhairo ahlihaa wakhairo maa fiihaa wa a’uudzubika min syarrihaa wa syaarri alaika wa syarri maa fiihaa."

Artinya:

"Ya Allah, saya mohon kepada-Mu kebaikan negeri ini dan kebaikan penduduknya serta kebaikan yang ada di dalamnya. Saya berlindung kepada-Mu dari kejahatan negeri ini dan kejahatan penduduknya serta kejahatan yang ada di dalamnya."

Adab di perjalanan.

Doa dalam perjalanan © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Pada saat zaman Rasulullah, melakukan perjalanan atau safar adalah hal yang normal terjadi. Dalam Islam, mengajarkan adab ketika melakukan perjalanan jauh. Berikut ini adab saat melakukan perjalan jauh.

1. Pamit sebelum berangkat.

Dari Ibnu Umar radhiallahu’anhu, beliau berkata:

"Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berpamitan kepada kami (sebelum safar) kemudian membaca doa: astaudi’ullah diinaka wa amaanataka wa khowaatima amalika (aku titipkan kepada Allah, agamamu, amanatnya, dan penutup amalanmu)". (HR. Ahmad, 6/242, Abu Daud no. 2600, At Tirmidzi no. 3443, dishahihkan oleh Ahmad Syakir dalam Takhrij Musnad Ahmad).

2. Memperbanyak doa.

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda:

"Ada tiga doa yang pasti dikabulkan dan tidak ada keraguan lagi tentangnya: doanya seorang yang dizalimi, doanya musafir, doa buruk orang tua terhadap anaknya’" (HR. Ahmad 2/434, Abu Daud no. 1536. Dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah).

3. Melakukan perjalan bersama teman.

Dari 'Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

"orang yang berkendaraan sendirian adalah setan, orang yang berkendaraan berdua adalah dua setan, orang yang berkendaraan bertiga maka itulah orang yang berkendaraan yang benar." (HR. Malik dalam Al Muwatha, Abu Daud no.2607, dan At Tirmidzi no. 1674, dihasankan Al Albani dalam Shahih Abu Daud)

4. Boleh menjamak sholat.

Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhu beliau mengatakan:

"Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menjamak sholat Zuhur dan salat Asar, dan menjamak salat Magrib dan Isya, di Madinah padahal tidak sedang dalam ketakutan dan tidak hujan" (HR. Muslim no. 705).

Selain itu, Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan:

"Orang yang safar dibolehkan menjamak sholat Zuhur dan Asar, salat Magrib dan Isya, namun meninggalkannya itu lebih utama, jika ia singgah di suatu tempat dan tidak ada kesulitan, maka meninggalkan jamak itu lebih utama".

5. Baca doa sebelum keluar rumah.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Apabila seseorang keluar dari rumahnya kemudian dia membaca doa: bismillaahi tawakkaltu ‘alallahi laa haula walaa quwwata illaa billah (dengan menyebut nama Allah, yang tidak ada daya tidak ada kekuatan kecuali atas izin Allah), maka dikatakan kepadanya, ‘Kamu akan diberi petunjuk, kamu akan dicukupi kebutuhannya, dan kamu akan dilindungi’. Seketika itu setan-setan pun menjauh darinya. Lalu salah satu setan berkata kepada temannya, ’Bagaimana mungkin kalian bisa mengganggu orang yang telah diberi petunjuk, di cukupi, dan dilindungi (oleh Allah)’" (HR. Abu Daud no. 5095, At Tirmidzi no. 3426; shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Daud).

6. Sunnah melakukan perjalanan pada malam hari.

"Hendaklah kalian melakukan perjalan pada malam hari, karena bumi itu dilipat pada waktu malam." (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud: 2571).

7. Segera pulang setelah keperluan safar selesai.

Abu Nu'aim berkata: telah menceritakan kepada kami Malik dari Sumayy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda:

"Safar itu separuh dari siksaan, (karena) seseorang dari kalian akan terhalang untuk tidur dan makan. Jika telah selesai dari keperluannya, hendaklah ia segera kembali pada keluarganya."