Brilio.net - Saat ini, generasi alpha sedang menjadi perbincangan. Generasi alpha sendiri merupajan generasi yang lahir dari generasi milenial. Generasi alpha merupakan orang-orang yang lahir pada tahun 2010 ke atas.

Bagi generasi alpha, teknologi merupakan sesuatu yang begitu erat kaitannya dengan kehidupan. Mereka dengan mudah terhubung dengan teknologi dan memanfaatkannya sebagai sarana untuk mendapatkan informasi maupun melakukan komunikasi dengan instan.

Namun, psikolog Rosdiana Setyaningrum mengatakan, generasi alpha memiliki tantangan yang besar di masa depan, mulai menanggung beban ekonomi yang tidak selesai di masa sekarang, bersaing dengan robot, harus memiliki pendidikan yang tinggi hingga akan adanya jutaan lapangan pekerjaan baru yang tercipta.

"Generasi alpha jumlahnya lebih sedikit. Mereka lebih banyak bersaing dengan orangtua. Itu yang menjadi tantangan buat mereka," ujarnya saat ditemui media di Jakarta.

Sebab itu, generasi alpha ini harus memiliki kemampuan belajar yang progresif, yakni selalu ingin terus berkembang dan tidak terpaku pada pendidikan formal.

"Mereka harus memiliki kemampuan eksplorasi, karena cuma orang yang mau eksplor yang mau belajar. Mereka melihat ada apa sih, dari ilmu yang mereka dapat itu mereka akhirnya bisa berfikir kritis," jelasnya.

Memiliki jiwa kepemimpinan juga penting baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. "Jiwa leadership harus dipupuk dari kecil agar dia bisa lebih fleksibel saat ia menjadi penduduk dunia," jelas Rosdiana.

Selain itu juga, memupuk rasa empati terhadap anak pada generasi alpha juga sangat penting, karena tentunya banyak sekali manfaatnya. "Sikap ini yang nantinya akan membuat mereka menjadi seorang spesialis di bidang yang disukai," tutupnya.