Tubuh unta dapat bertahan hingga pada suhu 41 derajat Celcius. Lebih dari itu, saat unta mulai berkeringat, penguapan dari keringat yang terjadi hanya pada kulitnya, bukan pada rambutnya. Dengan cara pendinginan yang efisien itu, unta mampu menghemat air yang cukup banyak.

<img style=

foto: pixabay.com

 

Dengan kemampuan bertahan hidup di daratan gurun, unta merupakan hewan identik dengan wilayah Arab. Di mana, hewan tersebut telah dipelihara oleh bangsa Arab sejak ribuan tahun yang lalu.

Namun, ada fakta menarik yang perlu kamu ketahui. Nyatanya populasi unta terbanyak bukanlah di Arab. Dilansir brilio.net dari bbc.com pada Selasa (17/1), populasi unta terbanyak justru terdapat di benua Australia. Meski terdengar nggak matching banget dengan unta, benua Australia juga punya daerah padang pasirnya, lho.

<img style=

foto: bbc.com

 

Menurut guinnessworldrecords.com, unta diimpor ke Australia pada abad ke-19 dari Arab, India, dan Afghanistan untuk transportasi dan pekerjaan berat di wilayah pedalaman Australia. Tetapi ketika mesin pembakaran internal muncul, tenaga unta tidak lagi dibutuhkan. Akhirnya ribuan ekor unta dilepaskan ke alam liar.

<img style=

foto: asia.nikkei.com

 

Tanpa predator alami dan daerah berpenduduk jarang yang luas untuk berkeliaran, unta telah berkembang biak dan berdampak besar pada alam liar di benua Australia. Jumlahnya diperkirakan semakin banyak dari tahun ke tahun.

Guinness World Records sendiri mendata bahwa jumlah populasi unta di Australia diperkirakan semakin banyak dari tahun ke tahun. Misalnya, pada 2013 populasi unta terbesar di alam liar, diperkirakan mencapai 300.000 ekor. Jumlah tersebut dikatakan meningkat sekitar 10 persen per tahun sampai tahun 2022. Hal yang bahkan tidak terjadi di Arab maupun Mongolia, tanah di mana Unta berasal.

Besarnya populasi unta di Australia ini sempat menjadi masalah bagi para petani dan peternak di benua Kanguru itu. Kawanan unta liar ini begitu banyak menghabiskan air untuk diminum, membuat beberapa area peternakan mengalami kekeringan.

Pada akhirnya, populasinya yang semakin banyak pun dikontrol dengan cara pemindahan ke luar Australia, atau kembali dijadikan hewan peliharaan untuk objek wisata dan juga kendaraan tradisional.