Brilio.net - Para sahabat di masa Rasullah selalu berkumpul di masjid dan menunggu datangnya waktu sholat. Namun karena jarak dan kesibukan, penanda waktu sholat mulai diusulkan oleh para sahabat. Ada yang mengusulkan menggunakan lonceng, terompet, dan menyalakan api.

Untuk masalah tersebut, Nabi Muhammad pun memberitahukan wahyu tentang adzan. Atas perintah Nabi, Bilal bin Rabbah menjadi muadzin. Bilal memiliki suara yang lantang dan merdu. Sejak itulah, adzan menjadi penanda sholat bagi umat muslim.

Dalam Alquran surah At Taubah ayar 3, Allah berfirman:
"Dan ini (adzan) adalah seruan dari Allah dan Rasul-Nya kepada manusia."

Tak hanya itu, muadzin juga memiliki keutamaan yang dijelaskan dalam hadits, yang artinya sebagai berikut:
"Muadzin diampuni sejauh jangkauan adzannya. Seluruh benda yang basah maupun yang kering yang mendengar adzannya memohonkan ampunan untuknya." (HR. Ahmad)

Dalam banyak kondisi, kamu pun bisa memiliki kesempatan menjadi muadzin lho. Karena itulah penting untuk mengetahui bagaimana bacaan adzan dan iqomah untuk sholat lima waktu, khususnya sholat subuh yang memiliki tambahan lafadz.

Ada pula bacaan adzan yang menyerukan sholat di masjid dan di rumah.

Lebih lengkapnya, berikut bacaan adzan sholat subuh Arab dan latin beserta arti dan lafadznya seperti yang dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (28/4).

Bacaan adzan.

Bacaan adzan subuh berbagai sumber

foto: Youtube/Asep Rifai

Berikut bacaan adzan yang dikumandangkan untuk menyeru ajakan sholat.

Allaahu Akbar, Allaahu Akbar (2x)
Asyhadu allaa illaaha illallaah. (2x)
Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah. (2x)
Hayya 'alashshalaah (2x)
Hayya 'alalfalaah. (2x)
Laa ilaaha illallaah (1x)

Artinya:
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Aku menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain Allah
Aku menyaksikan bahwa nabi Muhammad itu adalah utusan Allah
Marilah Sholat
Marilah menuju kepada kejayaan
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Tiada Tuhan selain Allah

Untuk adzan yang dikumandangkan ketika akan sholat shubuh, maka ditambahkan lafadz :

"Ash-shalaatu khairum minan-nauum."

Artinya:
"Sholat itu lebih baik dari pada tidur"

Lafadz tersebut dibaca 2x setelah "Hayya 'alalfalaah"

Bacaan iqomah.

Bacaan adzan subuh berbagai sumber

foto: Youtube/Rully May

Iqomah merupakan seruan untuk memberitahukan bahwa sholat akan segera dimulai. Bacaan iqomah sebagai berikut:

Allaahu Akbar, Allaahu Akbar
Asyhadu allaa illaaha illallaah
Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah
Hayya 'alashshalaah
Hayya 'alalfalaah
Qad qaamatish-shalaah, Qad qaamatish-shalaah
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar
Laa ilaaha illallaah

Artinya :
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.
Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan melainkan Allah.
Aku bersaksi bahwa nabi Muhammad itu adalah utusan Allah.
Marilah Sembahyang (sholat).
Marilah menuju kepada kejayaan.
Sesungguhnya sudah hampir mengerjakan sholat.
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.
Tiada Tuhan melainkan Allah.

Menjawab adzan.

Bacaan adzan subuh berbagai sumber

foto: Youtube/Asep Rifai

Ketika mendengar adzan, maka hendaknya seorang muslim menjawabnya sebagaimana dalam hadits: Dari Abu Said Radhiyallahu anhu. Nabi SAW bersabda, "Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan muadzin."

Bacaan untuk menjawab adzan sebagai berikut:

Muadzin: Allaahu Akbar, Allaahu Akbar.
Jawaban: Allaahu Akbar, Allaahu Akbar.

Muadzin: Asyhadu allaa illaaha illallaah.
Jawaban: Asyhadu allaa illaaha illallaah.

Muadzin: Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah.
Jawaban: Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah.

Muadzin: Hayya 'alashshalaah.
Jawaban: Laa hau laa walaa quwwata illa billaahil 'aliyyil 'adziim.

Muadzin: Hayya 'alalfalaah.
Jawaban: Laa hau laa walaa quwwata illa billaahil 'aliyyil 'adziim.

Muadzin: Laa ilaaha illallaah.
Jawaban: Laa ilaaha illallaah.

Adzan serukan sholat di rumah.

Bacaan adzan subuh berbagai sumber

foto: freepik.com

Ketika masa pandemi corona, kita sering mendengar lafadz berbeda yang dikumandangkan di berbagai masjid. Lafadz adzan yang semula "Hayya ala shalah" diganti menjadi "Shallu fi buyutikum".

Nah, seruan adzan tersebut memberitahukan untuk melaksanakan sholat di rumah. Hal ini juga pernah terjadi pada masa Rasullah sebagaimana diterangkan dalam hadits:
Dari Abdullah ibn Harits, dari Abdullah ibn Abbas radliyallahu 'anhum, bercerita bahwa sesungguhnya Nabi telah memerintahkan kepada muadzinnya di musim penghujan: "Ketika kamu selesai menyeru: Asyhadu an La ilaha illa allah, Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, maka jangan menyeru: 'Hayya ala shalah.' Tapi serukanlah: 'Shallu fi buyutikum' (Shalatlah kalian di rumah-rumah kalian!) Demi mendengar keterangan dari Ibnu Abbas itu, Ibnu Haris berkata: 'Hari itu, seolah-olah para sahabat mengingkari semua penjelasan Ibnu Abbas.' Sampai, Ibnu Abbas balik bertanya: 'Apakah kalian heran dengan keterangan ini? Pribadi yang jauh lebih baik dari aku, benar-benar telah melakukan itu semua. Sesungguhnya shalat jumatan itu adalah 'Azmah (perintah yang tak bisa ditolak). Tapi aku tidak menghendaki kalian ke luar dari rumah kalian, lalu berjalan di atas lumpur dengan kesulitan/kepayahan." (HR Bukhari)