2. Pentingnya aqidah dalam kehidupan.

Aqidah adalah keyakinan iman © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

a. Aqidah adalah kewajiban yang paling besar bagi setiap manusia, karena hal inilah yang paling utama dimiliki oleh manusia, sebagaimana dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bawasannya tidak ada ilah (Tuhan) yang berhak disembah kecuali Allah, dan bahwasanya Muhammad adalah utusannya..." (HR. Al-Bukhori dan Muslim)

b. Aqidah adalah satu-satunya yang akan merealisasikan keamanan, kebahagiaan, dan kesenangan haqiqi serta menyelamatkan manusia, sebagaimana firman Allah, berikut ini

"Tidak! barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah (beraqidah Islam), dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Rabbnya, dan tidak ada rasa takut pada diri mereka, dan mereka tidak bersedih hati." (Q.S Al-Baqarah:112)

c. Aqidah adalah sebab tercapainya kekuasaan di muka bumi dan tegaknya daulah Islam (negara Islam). Sebagaimana firman Allah:

"Sesungguhnya telah kami tetapkan dalam kitab zabur setelah tertulis di dalam Az-Dzikir (Lauhul Mahfudz), bahwa sesungguhnya bumi itu diwariskan bagi hamba-hambaku yang sholih." (Q.S Al-Anbiya:105)

3. Penyebab sesat dalam aqidah.

Aqidah adalah keyakinan iman © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Jika seseorang sudah salah dalam memahami aqidah Islam atau meyakini sesuatu yang tidak diperintahkan, maka akan muncul bid'ah (perkara baru yang bukan bagian dari agama) yang akan menyesatkan umat.

Berdasarkan buku berjudul "Mudah Belajar Aqidah Islam" yang ditulis oleh Abu Hilyah, berikut ini penyebab kesalahan dalam aqidah Islam.

a. Kurangnya mempelajari tentang aqidah yang benar karena berpaling dari belajar dan kajian ilmu atau kurangnya semangat dan perhatian untuk belajar agama.

b. Fanatik pada sesuatu yang diyakini orang tua atau nenek moyang, serta berpegang teguh pada keyakinan tersebut walaupun salah, dan meninggalkan yang berbeda dengan keyakinan tersebut walaupun benar.

c. Taqlid buta (asal ikut-ikutan) dengan menjadikan keyakinan orang-orang sebagai aqidahnya tanpa tahu dalil dan kebenarannya.

d. Ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap para wali dan orang sholeh. Seperti halnya mengangkat para wali dan orang sholeh ke tempat atau derajat yang bukan seharusnya, karena anggapan bahwa hal tersebut dapat memberi manfaat, dan sebagainya. Padahal semua itu hanyalah Allah SWT.

e. Lalai dari merenungi ayat-ayat kauniyyah (ciptaan) dan qur'aniyyah Allah.

f. Rumah terbiasa kosong dari nasihat agama.

g. Sedikitnya yang menyampaikan pendidikan atau pengajaran dalam dunia Islam tentang mengerjakan kewajiban sebagai hamba Allah.

Setelah mengetahui konsekuensi dari pemahaman aqidah yang salah adalah kesesatan, maka perlunya menghindari atau mengatasi kesesatan tersebut, seperti berikut ini.

- Kembali kepada kitab Allah dan sunnah Rasulullah untuk menerima aqidah yang benar sesuai dengan syariat.

- Adanya rasa kepedulian untuk mempelajari aqidah yang benar pada macam-macam fase pembelajaran, dan memberikan alokasi waktu yang cukup berupa program atau kurikulum pembelajaran.

- Menegakkan dakwah orang-orang yang sholeh dan membenarkan aqidah salaf serta menolak kesesatan dalam masalah aqidah.