Kata-kata sindiran soal hutang majas personifikasi. 

Kata-kata sindiran soal hutang freepik.com

foto: freepik.com

96. "Uang yang kau pinjam, sepertinya merasa nyaman tinggal di kantongmu lebih lama daripada rumahku."

97. "Bunganya sudah seperti pohon yang tumbuh subur di kebun, sayangnya bukan di taman rumahku, melainkan di rekeningmu."

98. "Dompetmu mungkin sudah punya GPS, karena sepertinya lupa alamat rumahku, tempat uang yang kau pinjamkan tinggal."

99. "Kartu kreditmu, dia pasti berasal dari keluarga langganan di toko-toko, mengingat betapa seringnya dia keluar tanpa membawa uang."

100. "Uang yang kau pinjamkan pada dirimu sendiri sepertinya lebih senang menetap daripada kembali ke saku saya."

101. "Tagihan hutangmu membentuk keluarga besar di lemari tagihan, mungkin sudah ada cucu-cucunya juga."

102. "Sampai kapan 'mobil hutang' ini akan terus berkeliling di kehidupan saya tanpa merencanakan untuk parkir?"

103. "Sudah dua bulan, tapi uang pinjamanmu seperti bayangan yang tak kunjung menghilang dari kehidupanku."

104. "Kartu kreditmu punya kemampuan seperti tokek, selalu nempel di kita, tapi malah membuat segala sesuatu makin sulit."

105. "Tagihan ini, sepertinya merasa seperti anggota keluarga yang setia bersama kita di meja makan setiap hari."

106. "Dompetmu selalu bilang 'Aku akan kembali', tapi sepertinya dia lebih suka berlibur daripada pulang ke rumah."

107. "Hutang ini seperti bayangan, selalu mengikuti langkah kita, bahkan ketika mencoba bersembunyi di tempat yang gelap."

108. "Uang yang kau pinjam, dia sudah seperti tamu tetap di hidupku, tapi sayangnya, bukan tamu yang membawa kebahagiaan."

109. "Tagihan ini, mungkin punya semangat hidup seperti kucing, selalu muncul di saat yang tak terduga."

110. "Uang yang kau pinjamkan, dia seolah-olah jadi superstar di rekening bankku, mungkin sudah memiliki penggemar setia."

111. "Tagihan ini seperti penjahat yang lihai, selalu berhasil lolos dari tangkapan ketika mencoba menghindarinya."

112. "Uang yang kau pinjam, dia seperti pesawat jet pribadimu yang terbang bebas di langit hidupku tanpa izin landing."

113. "Tagihan ini, mungkin dia punya keinginan untuk menjadi seperti artis terkenal, selalu tampil di layar rekening bank."

114. "Dompetmu, mungkin dia merasa bahwa rumahku adalah hotel bintang lima yang bisa dia tempati tanpa batas waktu."

115. "Tagihan ini, seperti binatang peliharaan yang setia menunggu di pintu, siap untuk menyambut ketika kita pulang."

Kata-kata sindiran soal hutang dengan majas hiperbola.

Kata-kata sindiran soal hutang freepik.com

foto: freepik.com

116. "Hutangmu sudah sebesar gunung Everest, membuat saya merasa seakan memanjat puncak keuangan yang teramat tinggi."

117. "Bunganya seperti kilat yang menyambar, menggelegar begitu kencang hingga membuat langit biru penuh dengan hutang."

118. "Dompetmu adalah lubang hitam yang memakan segalanya, seolah-olah tidak pernah kenyang dan selalu lapar akan uang."

119. "Uang yang kau pinjamkan padaku, rasanya seperti jumlah bintang di langit, tak terhitung dan tampaknya tak berujung."

120. "Tagihan ini bukan sekadar gajah di ruang tamu, melainkan seperti seluruh kebun binatang yang ikut tinggal di rekeningku."

121. "Hutangmu seperti tsunami yang melanda kehidupan finansialku, meninggalkan jejak kehancuran yang sulit untuk diperbaiki."

122. "Dompetmu seolah-olah adalah lubang wormhole ke dimensi paralel, di mana uang yang kau pinjamkan tampaknya hilang begitu saja."

123. "Jumlah bunga hutangmu tumbuh seperti rumput liar yang tak terkendali, menggila dan merayap ke setiap sudut keuangan."

124. "Uang yang kau pinjamkan pada dirimu sendiri, sepertinya jumlahnya sebanding dengan beratnya seluruh dunia yang harus saya pikul."

125. "Tagihan ini seakan-akan memiliki berat lebih dari tumpukan batu di Great Pyramid, membebani jiwa dan rekeningku."

126. "Hutangmu menumpuk seperti gunung sampah di TPA, sulit untuk dibuang dan terus meninggalkan bau yang tidak enak."

127. "Bunga hutangmu tumbuh lebih cepat daripada tanaman di taman botaniku, menciptakan hutan yang tak terkendali di catatan keuangan."

128. "Uang yang kau pinjam, seakan-akan seperti air sungai yang tidak pernah berhenti mengalir, terus menguras keberuntunganku."

129. "Tagihan ini terasa seberat satu galaksi, seolah-olah menjadi pusat gravitasi yang menarik segala sesuatu ke dalam kehancuran finansial."

130. "Hutangmu sungguh melonjak tinggi seperti roket menuju luar angkasa, meninggalkan saya dengan rasa pusing yang tak tertahankan."

131. "Bunganya sudah mencapai angka yang membuat matahari iri, seolah-olah dia juga ingin bersinar secerah hutangmu."

132. "Tagihan ini sepertinya membentuk perusahaan pialang saham, dengan nilai yang terus naik dan tidak pernah turun."

133. "Hutangmu terasa seperti cuaca ekstrim yang tak terduga, membuat kehidupan finansialku berada dalam pusaran badai yang tak kunjung reda."

134. "Dompetmu adalah lubang hitam yang memiliki daya tarik yang begitu kuat, seakan-akan menjadi sumber ketidakseimbangan keuangan."

135. "Uang yang kau pinjamkan, seolah-olah seperti jumlah koin di air mancur istana kekayaan yang tak ada habisnya."

136. "Tagihan ini sungguh melebihi batasannya seperti balon yang diisi dengan helium, terus mengembang tanpa henti."

137. "Hutangmu sepertinya memiliki kemampuan seperti mesin pencetak uang, tapi sayangnya hanya untuk meningkatkan jumlah tagihan."

138. "Bunga hutangmu terasa seperti kembang api yang tak henti-hentinya bersinar, mempercantik langit tapi merusak keuangan."

139. "Uang yang kau pinjamkan, seolah-olah adalah sumber air terjun keuangan yang tak berujung, terus mengalir tanpa henti."

140. "Tagihan ini sungguh seberat kantong yang diisi dengan batu bata, membuat setiap langkah hidupku terasa sulit untuk dijalani."


Kata-kata sindiran soal hutang dengan sajak.

Kata-kata sindiran soal hutang freepik.com

foto: freepik.com

141. "Utangmu melambung, seperti layang-layang,
Tetapi waktu kembali, entah kapan datang."

142. "Seperti bulan purnama di malam yang tenang,
Hutangmu begitu bersinar, tapi bayarnya menghilang."

143. "Hutangmu bertambah seperti hujan deras,
Tapi bayarmu seperti semut, tak terasa."

144. "Seperti kembang api, hutangmu meledak,
Tapi saat dibayar, seakan lenyap tak bersisa."

145. "Utangmu menumpuk seperti gunung tinggi,
Tapi pembayarannya lambat, seperti siput yang melintas."

146. "Hutang seperti balon yang mengembang,
Tapi sayang, pembayaranmu seakan tak pernah sampai."

147. "Seperti angin yang lembut menyapa kala senja,
Bayarmu seakan hilang, tak tersisa jejaknya."

148. "Utangmu seperti cacing, merayap pelan,
Bayarnya entah kapan, seperti mimpi yang hilang."

149. "Hutangmu seakan benang tipis yang terjalin,
Tapi saat dibayar, seperti benang yang putus terpisah."

150. "Seperti burung yang terbang bebas di awan,
Hutangmu meluncur, bayarmu jauh tertinggal dan hilang."