Tenang dan asri, kata yang pas untuk deskripsikan Tlogo Goyangan yang kini berubah nama Kampung Pitu. Kampung yang berlokasi di atas Gunung Api Purba, Gunung Kidul, Yogyakarta. Terbilang unik, sebab hanya boleh dihuni 7 KK atau kartu keluarga saja.  Menurut Ketua RT Dedi Setiawan, terdapat penghuni pertama kampung. Bernama Eyang Iro Kromo penjaga pohon Gadung Wulung.

"Terus dari pihak keraton, kalau siapa yang bisa menjaga pohon tersebut (Gadung Wulung)  diberi lahan untuk anak cucunya kelak" ujar Dedi Setiawan.

Menurut juru kunci sekaligus sesepuh Redjo Dimulyo yang kini berusia 100 tahun lebih, Kampung Pitu sudah tercipta sedemikian rupa oleh Tuhan. Sekalipun melebihi 7 KK, salah satu KK akan pergi dengan sendirinya.

“Enggak, tiba-tiba hanya masuk angin langsung meninggal. Nggak pakai sakit, orang masih mau berbenah mendirikan rumah kok. Benar itu, sudah lima tempat itu” cerita Redjo Dimulyo.

Bagi penduduk asli, ada kewajiban yang harus mereka penuhi.  Yakni melakukan ‘aksara 4 dan aksara 5’, bila ditinggalkan ia akan tiada. Terdengar mistis, Redjo tak bersedia menjelaskan artinya karena rahasia. Berat bagi orang luar yang ingin tinggal di Kampung Pitu, perlu memenuhi syarat. Hanya mereka yang sudah mendapatkan 'wahyu' boleh tinggal.  Sebanyak apapun orang ingin tinggal, harus gabung dengan KK terdahulu. Hingga kini penghuni Kampung Pitu yang tersisa berjumlah 23 orang. 

“Kalau yang mau ikut di sini mau orang 1000 itu nggak papa, tapi kalau mau masuk KK menguasai di sini, itu malah bikin takut orang" tutup Redjo Dimulyo.