Sebuah tim arkeolog Institut Nasional Antropologi dan Sejarah atau National Institute of Anthropology and History (INAH) menemukan bukti kota kuno di Suku Maya.

Kemegahan itu tampak dari penemuan yang akan dipamerkan ke publik, yakni makam Ratu Merah Maya. Ratu tersebut diduga memerintah sekitar 1.000 tahun yang lalu.

Makam tersebut direstorasi dan menjadi bagian dari pameran Golden Kingdoms yang akan dibuka di Metropolitan Museum of Art, New York, Amerika Serikat. Museum ini merupakan salah satu museum paling populer di dunia.

Pameran bertajuk "Kerajaan Emas: Mewah dan Warisan di Benua Amerika Kuno" dibuka 28 Februari hingga 28 Mei 2018. Tak hanya makam, aneka benda seperti topeng pemakaman milik sang Ratu Merah juga dipamerkan. Pada masa itu, Palenque adalah kota mewah yang sangat maju.

Palenque adalah kota terpenting di dataran rendah barat selama periode Klasik akhir, mencapai puncaknya antara tahun 600 dan 800 M. Ia adalah satu kota masyarakat Maya yang paling kuat, serta tempat tinggal yang paling terkenal.

Sebagian besar arsitektur bangunan agak unik dan tidak seperti desain arsitektur pada masanya. Ini menjadi titik penting bagi penelitian arkeologi.

Salah satu aspek yang paling menonjol dari Palenque adalah Temple XIII, di mana Makam Ratu Merah ditemukan pada tahun 1994. Makam ini penting karena memiliki platform yang sama dengan Kuil Prasasti, yang menunjukkan kemuliaan; jenazah yang ditemukan disebut sebagai "Ratu Merah" karena makam tersebut seluruhnya ditutupi oleh cinnabar merah. Cinnabar adalah batuan sumber utama penghasil logam merkuri.

Menampilkan lebih dari 300 objek yang diambil dari lebih dari 50 museum di 12 negara, pameran ini akan melacak perkembangan karya emas dan seni mewah lainnya dari Peru di selatan sampai Meksiko di utara dari sekitar 1200 SM. Hal ini tentu bisa membantu memberi gambaran bbagaimana kehidupan masyarakat maju di masa lalu.