Brilio.net - Selalu menarik untuk mendengar kisah tentang orang-orang yang bertahan dengan tujuan mereka, meskipun menghadapi berbagai kesulitan. Kehidupan Jay Calivoso, pria berusia 40 tahun dari Filipina jadi salah satu contohnya.

Calivoso baru saja terdaftar sebagai murid kelas 1 Sekolah Dasar di Amarosa Elemantary School di Laoag City. Menurut laporan berita lokal ABS-CBN, Calivoso telah belajar menulis nama pertamanya pada hari kedua dirinya mengikuti kelas. Mungkin itu jadi pencapaian sederhana dan dianggap sepele, tapi bagi Calivoso hal itu membuatnya sangat senang.

Selama bertahun-tahun, Calivoso gagal untuk bisa bersekolah karena terlahir dengan polio. Penyakit virus yang mudah menular dan menyerang sistem saraf tersebut menyebabkan kelumpuhan pada kaki kanannya.

"Aku terlalu malu untuk bersekolah kembali karena anak-anak lain yang menggodaku. Tapi sekarang saya mencoba yang terbaik untuk melawan rasa malu karena ini untuk kebaikan saya sendiri. Pendidikan itu benar-benar penting," katanya seperti dilansir brilio.net dari Elitereaders, Selasa (22/6).

Sehari-hari, Calivoso hidup dengan berjualan sayuran. Tapi dirinya mengaku memiliki pengalaman menyedihkan. Banyak pembeli yang sadar bahwa Calivoso tak memperoleh pendidikan formal, sehingga mereka sering mengambil keuntungan darinya karena ketidakmampuannya untuk berhitung dengan benar.

Rasa malu dan pengalaman menyedihkan sudah cukup bagi Calivoso untuk terus-menerus dirasakan dalam hidupnya. Kini ia mencoba bangkit dengan mulai menghadiri sekolah formal. Untungnya, ia juga mendapatkan banyak dukungan layak dari orang-orang di sekitarnya. Dengan sepeda yang ia pinjam dari sepupunya, Calivoso sangat terbantu untuk bisa pergi sekolah.

"Teman sekelas saya sangat membantu saya. Mereka menganggap saya sebagai kakak mereka. Saya akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan studi saya," ujarnya.

Anugerah Agaliam, bibi Calivoso menyatakan dirinya sangat senang melihat keponakannya mau kembali bersekolah.

"Terlepas dari usianya sekarang, dia memutuskan untuk bersekolah sehingga ia bisa belajar untuk menghitung dan membaca. Tampaknya ia mengambil langkah itu sebagai tantangan ketika tetangga kami merendahkan dirinya," kata sang bibi.

Sementara itu, Joel Roemigio, kepala sekolah, mengatakan Calivoso menjadi sumber inspirasi karena menghargai pentingnya pendidikan meskipun usianya tak lagi muda dan memiliki cacat.

Memang, Calivoso baru saja memulai langkah kecil menuju impiannya. Tapi kisahnya dapat menjadi inspirasi bahwa tak pernah ada kata terlambat untuk belajar. Selamat belajar dan sukses untuk Calivoso!