Brilio.net - Orang sakit berobat ke dokter terkadang takut. Bukan takut disuntik, melainkan biayanya yang mencekik. Tapi lain cerita kalau orang berobat kepada dua dokter berikut ini. Seperti apa ceritanya? Cek yuk, kisah inspiratif pahlawan kesehatan kita, Rabu (24/8).

1. Dokter Ferihana.

tsel_dokter bayaran sukarela © 2016 brilio.net

Dokter Ferihana (35) adalah sosok dokter berhati mulia. Kapan pun pasien sakit, sang dokter siap melayani walaupun di tengah malam. Tidak heran jika dokter yang mempunyai klinik di Sumberan Nomor 297, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta ini dianggap peri penolong yang baik hati.

Ferihana menyadari kondisi masyarakat tidak semuanya mampu. Karena itu, dia tidak memasang tarif kepada pasiennya. Mereka datang ke klinik saja, Ferihana sudah senang karena bisa membantu. "Bukannya gratis, pasien bisa membayar melalui kotak infaq semampunya secara sukarela, mau berobat kapan pun di klinik ini selalu buka 24 jam," kata Ferihana kepada brilio.net dalam sebuah kesempatan.

Akibat bayaran yang tidak menentu itu, Ferihana pernah mengalami kehabisan dana untuk membeli obat-obatan. Namun bukan berarti hal itu mengubah keputusannya untuk menetapkan tarif kepada pasiennya. Wanita bercadar ini yakin, pasti ada rezeki yang bisa membuatnya kuat memberikan pelayanan murah dan gratis kepada masyarakat.

2. Dokter Aznan Leo.

tsel_dokter bayaran sukarela © 2016 brilio.net

Dokter Aznan Leo yang tinggal di Jalan Puri Medan, Kelurahan Komat, Kecamatan Medan Area, Medan, Sumatera Utara ini sudah biasa menggratiskan jasanya, termasuk juga obat-obatan yang dia berikan ke pasien.

"Semua orang sakit harus dibantu. Orang miskin lebih menghargai profesi dokter dibandingkan orang kaya. Siapa pun yang sedang dalam keadaan sakit harus dibantu. Saya tidak pernah minta, tetapi kalau diberikan, saya juga tidak menolak," ungkap Aznan sebagaimana dikutip dari wawancaranya di situs YouTube.

Keikhlasan Aznan bukan berarti dimanfaatkan dengan sembarangan oleh pasiennya. Para pasien tidak ingin datang ke dokter dengan tangan kosong. Mereka juga ingin membayar jasa dan obat yang diberikan sang dokter. Sehingga ketika akan pulang, pasien atau keluarga pasien menyediakan amplop dan memasukkan uang semampu mereka. Kebiasaan ini tidak diatur Aznan, namun sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan para pasien yang datang pada waktu jam praktik di rumah mulai dari 17.00 WIB hingga pasien habis.

Jika sedang banyak pasien, Aznan bahkan rela membuka praktik hingga dini hari. Dalam menolong pasien, Aznan juga kerap dibantu mahasiswa kedokteran yang sedang magang.

Semangat tanpa batas Ferihana dan Aznan ini menjadi inspirasi tersendiri bagi pihak lain untuk membantu sesama tanpa pamrih. Mereka dokter yang sudah #BikinKerenIndonesia, kalau kamu? Apa pun passionmu, kamu tetap bisa berkontribusi #BikinKerenIndonesia. Apalagi kamu juga bisa dapat hadiah, lho. Gimana caranya, sih? Yuk kunjungi telkomsel.com/bikinkerenindonesia.