Brilio.net - Kegigihan dan semangat dalam mencapai suatu tujuan bisa menjadi sebuah kekuatan yang luar biasa. Selain kemampuan yang mumpuni, jika ingin mencapai sebuah tujuan harus diiringi dengan kemauan keras dan daya juang tinggi.

Inaya Rania Alihaq, siswi kelas 1 SMA di Pesantren Progresif Bumi Shalawat, Lebo, Sidoarjo, Jawa Timur ini mengalami sendiri. Berkat semangat dan kegigihannya, Rania mampu mencapai apa yang dia inginkan.

Melalui layanan story telling bebas pulsa brilio.net 0-800-1-555-999, Kamis (24/12), anak kedua dari tiga bersaudara ini mengaku menyukai pelajaran Bahasa Inggris sejak SMP. Sejak SMP pula ia kerap mengikuti berbagai perlombaan pidato maupun story telling Bahasa Inggris. Namun belum pernah sekalipun Rania mendapat juara diberbagai kesempatan lomba yang diikutinya.

Hingga di pertengahan tahun 2015 lalu dia berniat ingin mengkuti lomba story telling antar SMA se-Jawa-Bali. Namun Rania merasa nggak ada orang yang mendukungnya sehingga dia juga menjadi tidak terlalu bersemangat mengikuti lomba ini. "Apalagi saat itu guru Bahasa Inggris malah bilang kalau sampai di perlombaan ini saya gagal lagi, ini menjadi terkahir kali saya mengikuti lomba," tutur gadis 15 tahun ini.  

Rania pun semakin tidak bersemangat padahal sebenarnya dia ingin sekali mengikuti perlombaan ini. Di tengah kegundahannya, Rania dipanggil oleh Kepala kurikulum di sekolahnya yang bernama Ustaz Misbach, kemudian Rania diberi semangat dan motivasi untuk tetap mengikuti lomba.

Ustaz Misbach ini selalu menyemangati Rania dalam banyak hal dan juga yang memberikan kesempatan kepada Rania untuk membuktikan bahwa dirinya mampu mengikuti lomba dengan memberikan pidato Bahasa Inggris di depan teman-temannya saat apel sekolah. Selain Ustaz Misbach, sahabatnya bernama Nurin juga yang paling setia mendampingi Rania saat jatuh dan tidak bersemangat.

"Setelah melihat pidato saya, teman-teman nggak percaya kalau itu saya. Baiknya akhirnya guru Bahasa Inggris memberikan saya kesempatan untuk ikut lomba," ujarnya.  

Di bulan Oktober akhirnya Rania dan tiga teman lainnya mewakili sekolahnya untuk mengikuti lomba story telling Bahasa Inggris antar SMA se-Jawa-Bali di Malang, Jawa Timur. Dengan tekad dan semangat tinggi akhirnya Rania pun bisa masuk semi final dan akhirnya menjadi juara pertama mewakili sekolahnya. "Bahagia dan senang akhirnya saya bisa membuktikan kepada orang-orang kalau saya mampu," ungkap gadis kelahiran 18 September 2000 ini.

Satu hal lagi pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah Rania ini adalah kepintaran bukanlah satu-satunya modal untuk juara. Tapi sikap berjuang dan mau belajar itu yang dibutuhkan jika kita mau berkembang. Menurut Rania setiap orang punya kesempatan kedua, ketiga dan seterusnya. Tidak perlu memedulikan kata-kata negatif dari orang karena setiap orang pasti punya kekuatan masing-masing. "Dibilang jago banget ya nggak, tapi asalkan mau usaha dan berjuang itu kuncinya," tutup gadis yang juga menguasai bahasa Jepang dan Arab ini.