Brilio.net - Tidak ada yang pernah menyangka sama sekali bahwa dunia akan dilanda pandemi Covid-19. Sejak kemunculannya pada akhir tahun 2019, pandemi telah mengubah tatanan hidup masyarakat di dunia. Bahkan saat awal-awal, dunia harus menerapkan lockdown untuk mencegah terjadinya penyebaran virus ini.

Berbagai tatanan baru pun bermunculan. Masyarakat kini tidak lagi bebas melakukan aktivitas di tengah kerumunan, pun berbagai kegiatan dibatasi. Seperti kegiatan belajar mengajar dan aktivitas perkantoran tidak dapat dilakukan secara tatap muka, melainkan lewat daring. Kalaupun dilakukan, tentunya harus memenuhi protokol kesehatan yang ketat.

Tidak hanya itu saja, dampak adanya pandemi ternyata sangat besar dan meluas, terutama di sektor perekonomian. Banyak pemilik usaha yang harus gulung tikar. Tentu saja hal ini berdampak bagi para pekerja yang menggantungkan hidupnya dari situ. Banyak bermunculan pengangguran yang akhirnya bingung harus memenuhi kebutuhan hidupnya dari mana.

Namun bagi setiap orang yang memiliki semangat untuk selalu berusaha, tentu akan ada saja jalannya untuk dipertemukan dengan rezeki. Meski di tengah pandemi yang tidak tahu kapan akan berakhir ini, banyak orang yang menginspirasi dengan kegigihannya untuk terus bangkit dan bertahan hidup. Salah satunya yakni dengan mengandalkan platform digital untuk terus berjuang di masa pandemi.

Berjuang menghadapi pandemi dengan memanfaatkan digitalisasi ini dilakukan oleh salah seorang driver ojek online (ojol), Taufik. Tidak hanya fokus pada dirinya sendiri, pria bernama lengkap Muhammad Taufik ini juga gigih memperjuangkan keinginannya dalam membangun perekonomian di daerah pelosok.

Sudah sejak 2017 Taufik menggeluti profesi sebagai driver ojek online. Sebelumnya, pria 39 tahun itu bekerja serabutan. Setelah menjadi driver ojol, Taufik pun melihat peluang untuk mengembangkan usaha dalam bidang kuliner. Maka, pada 2018, Taufik memutuskan untuk membuka sebuah usaha kuliner berbasis aplikasi digital dengan bermitra pada Gojek.

sopir ojol bertahan hidup di kala pandemi Covid-19 © berbagai sumber

foto: brilio.net/Faya Lusaka

Saat pertama kali membuka usaha kuliner berbasis aplikasi digital, hanya ada sekitar tiga usaha serupa di daerahnya. Setelah beberapa waktu menjalani usaha yang dirasa menguntungkan, Taufik pun membagikan informasi sekaligus mulai mengajarkan ilmunya kepada warga di sekitar tempat tinggalnya di Kembang Putihan, Kelurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul.

“Kami hanya ingin, melalui aplikasi digital, ekonomi terutama usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Guwosari berkembang,” ucapnya.

Terbukti, berkat informasi dan bantuan dari Taufik, kini sudah ada sekitar 40 usaha kuliner di Guwosari. Pelakunya merupakan warga yang dulunya menganggur atau baru lulus sekolah tapi belum mendapatkan pekerjaan. Ada juga, warga yang dirumahkan akibat terdampak pandemi Covid-19.

“Dengan usaha berbasis aplikasi, jadi tidak perlu ke kota. Tetap di rumah, sudah mendapatkan penghasilan. Keinginan saya membangun perekonomian di daerah pelosok,” jelas mantan Ketua RT itu.

Taufik tidak hanya mengatasi masalah pengangguran dengan mengajak warga membuat usaha kuliner berbasis digital. Dia juga mengajak warga untuk menjadi driver ojol. Dari sebanyak 30 driver pada sekitar 2017, kini di Guwosari sudah ada sekitar 500 driver.

“Kami sayapnya Keluarga Gojek Bantul (KGB). Dan saya ketua dari Eco Gojek Guwosari (EGG),” paparnya.

Dengan kiprahnya itu, Taufik pun diganjar sebagai driver terbaik kedua se-Indonesia oleh Gojek pada 2020 lalu.

sopir ojol bertahan hidup di kala pandemi Covid-19 © berbagai sumber

foto: dokumen pribadi Muhammad Taufik

Menurut penuturan Taufik saat ditemui di kediamannya, semangatnya dalam menghadapi pandemi ini juga berkat perusahaan tempatnya bernaung, Gojek. Menurutnya, Gojek merupakan salah satu perusahaan yang memuliakan mitranya, terlebih di masa pandemi seperti ini.

“Banyak sekali fasilitas yang diberikan pada kami, mulai dari layanan vaksin dan tunjangan-tunjangan lainnya,” jelas Taufik.

Saat pandemi seperti ini, Gojek begitu memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan mitranya. Para driver ojol diberikan layanan vaksin oleh perusahaan. Kemudian agar kondisi tubuh para driver tidak terlalu terforsir, pada aplikasinya terdapat notifikasi peringatan.

“Jadi di aplikasinya itu misal kita sudah beroperasi selama rentang berapa waktu nanti akan ada notifikasi peringatan untuk para driver istirahat terlebih dulu. Jadi para driver setiap menerima orderan dalam keadaan fit,” jelas Taufik.

Ia melanjutkan, pada aplikasi driver juga akan muncul notifikasi jika terjadi kerumunan. Dengan demikian para driver akan selalu mematuhi protokol kesehatan dengan tidak berkerumun.

Menurut Taufik, asalkan rajin untuk mencari orderan, pasti rezeki itu akan selalu datang.

"Semuanya kembali lagi ke pribadi masing-masing. Jika pintar mengatur waktu, tentu akan selalu memperoleh orderan," kata Taufik.

Sehingga, menjadi driver ojol di kala pandemi seperti ini merupakan hal yang menguntungkan dan menghadirkan rezeki. Terutama saat masa PPKM, semua orang mengandalkan layanan digital, sehingga para driver ojol selalu memperoleh rezeki.

"Waktu PPKM kemarin itu kami para mitra digital ini justru lumayan, karena semuanya memilih memesan makanan secara online," jelas Taufik.

Kemudian selama masa pandemi ini, para mitra Gojek semakin dimuliakan dengan adanya bantuan voucher belanja sembako untuk keluarga setiap bulan. Menurut Taufik, hal ini merupakan suatu keberkahan yang diperolehnya. Ia dan keluarga pun merasa bersyukur atas rezeki yang diperolehnya di tengah-tengah masa pandemi seperti ini.

sopir ojol bertahan hidup di kala pandemi Covid-19 © berbagai sumber

foto: Dokumentasi pribadi Daryono

Bangkit bersama menghadapi pandemi dengan layanan platform digital ini juga dirasakan oleh driver Gojek, Daryono. Pria berusia 42 tahun ini telah bergabung menjadi mitra Gojek sejak 2017 silam. Memiliki pekerjaan utama sebagai karyawan catering, Daryono begitu bersyukur dapat bergabung dengan Gojek. Terlebih ketika pandemi seperti ini, catering tempatnya bekerja mengalami pengurangan orderan. Dengan bekerja sebagai driver ojol ini dapat menambah pendapatan Daryono untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Meski hanya mencari orderan setiap sore hingga malam hari, namun menurut Daryono penghasilannya lumayan untuk membeli kebutuhan rumah tangga. Meski harus mengambil orderan dengan jarak yang lumayan jauh, hal tersebut tidak dikeluhkan oleh driver ojol satu ini. Asalkan pekerjaannya menghasilkan rezeki yang halal, itu akan selalu disyukurinya.

Driver ojol yang biasanya beroperasi di kawasan Kabupaten Sleman ini selalu semangat menghadapi hidup kala pandemi bersama Gojek. Ia beruntung lantaran perusahaan tempatnya bernaung ini selalu peduli dengan kesejahteraan mitranya.

“Bersyukur selalu diperhatikan hal-hal detailnya, terutama masalah kesehatan dan kesejahteraannya. Voucher belanja sembako yang diberikan sangat berguna bagi keluarga saya,” jelas Daryono sembari mengendarai sepeda motornya yang ia gunakan sehari-hari untuk mencari orderan.