Belakangan ini, masyarakat dihebohkan dengan temuan mengejutkan mengenai beras kemasan 5 kg yang ternyata hanya berisi 4 kg. Ini bukan pertama kalinya, sebelumnya kita juga dihebohkan dengan kemasan minyak goreng MinyaKita yang tak sesuai takaran. Kini, media sosial kembali menjadi sorotan dengan video yang menunjukkan seseorang menimbang beras kemasan tersebut, dan hasilnya? Hanya 4 kg!

Menanggapi keluhan ini, Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menegaskan bahwa setiap pelanggaran terkait kemasan bahan pangan akan ditindak dengan tegas. "Setiap pelanggaran akan kita tindak," ujarnya saat ditemui di SPBU Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. 

Lebih lanjut, Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan, Moga Simatupang, mengungkapkan bahwa mereka sudah mengetahui adanya beras yang beredar dengan takaran yang tidak sesuai. "Kita sudah dengar, sedang diproses sama Bareskrim Polri," ungkapnya. 

Menariknya, beras yang viral ini bukanlah beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), melainkan beras premium. Namun, tetap saja, ini menunjukkan adanya pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

UU ini mengatur kewajiban pelaku usaha untuk menyediakan barang dan jasa yang sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan, dan jumlah yang sebenarnya. Jika tidak, sanksi akan menanti!

Jadi, bagi kamu yang mungkin belum tahu, penting untuk selalu memeriksa kemasan sebelum membeli. Jangan sampai kita tertipu dengan informasi yang tertera di kemasan. Ingat, hak kita sebagai konsumen adalah mendapatkan produk yang sesuai dengan yang dijanjikan.

Dalam video yang beredar di platform Youtube Short, terlihat jelas bagaimana beras yang seharusnya 5 kg, ternyata hanya 4 kg. Deskripsi video tersebut bahkan menuliskan, "Usai Minyakita, kini Beras 5kg dicek Warga Isinya hanya 4 Kg !!" Ini adalah pengingat bagi kita semua untuk lebih teliti dan kritis terhadap produk yang kita beli.