Andi Widjajanto kini jadi perbincangan hangat setelah diduga terlibat dalam kasus Harun Masiku. Sosoknya dikenal dekat dengan elite PDI Perjuangan. Lahir di Jakarta pada 3 September 1971, Andi adalah seorang akademisi dan politikus berpengaruh dengan latar belakang yang kuat di bidang hubungan internasional dan pertahanan.

Ayahnya, Mayjen TNI (Purn) Theo Syafei, adalah mantan Pangdam IX/Udayana dan juga aktif di dunia politik. Andi memulai karier akademisnya sebagai dosen di Universitas Indonesia dari 2002 hingga 2013, sebelum melanjutkan pendidikan di London School of Economics dan lembaga bergengsi lainnya. Keahliannya membawanya ke posisi strategis di pemerintahan.

Andi juga dikenal dekat dengan PDI Perjuangan, berkat keterlibatan ayahnya. Ia berperan penting sebagai konseptor kampanye Presiden Joko Widodo pada 2014.

Ia meraih gelar Sarjana Sosial dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia pada 1996. Pendidikan lanjutannya di School of Oriental and African Studies (SOAS) dan London School of Economics, serta di Industrial College of Armed Forces, Washington DC, dan S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura, semakin memperkuat keahliannya.

Karier politiknya dimulai dengan bergabung dalam Tim Transisi Presiden Joko Widodo. Pada 3 November 2014, ia dilantik sebagai Sekretaris Kabinet, menjadikannya tokoh kunci dalam pengambilan kebijakan strategis. Meskipun masa jabatannya berakhir pada 12 Agustus 2015, Andi tetap berperan penting sebagai Penasihat Senior di Kantor Staf Presiden hingga 2022.

Pada 21 Februari 2022, Andi diangkat menjadi Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), memperkuat citranya sebagai pakar pertahanan. Namun, masa jabatannya di Lemhannas berakhir pada 2023, dan ia tetap aktif sebagai analis dan peneliti di isu-isu strategis.

Andi Widjajanto baru-baru ini disebut-sebut terkait skandal Harun Masiku.

Nama Andi mencuat setelah diduga terlibat dalam skandal Harun Masiku, seorang politikus yang terlibat kasus korupsi. Ia disebut menyumbangkan data dan analisis kepada Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, untuk melengkapi dokumen investigasi terkait dugaan penyalahgunaan kekuasaan.

Juru bicara PDIP, Guntur Romli, mengonfirmasi bahwa Andi memberikan data tambahan yang kemudian dititipkan kepada pengamat militer di Rusia untuk diamankan. Dokumen tersebut berisi dugaan penyalahgunaan kekuasaan dan skandal korupsi. Namun, hingga kini belum ada konfirmasi langsung dari Andi mengenai keterlibatannya.

Andi Widjajanto punya hubungan erat dengan PDIP yang dibangun sejak lama.

Hubungan Andi dengan PDIP terjalin melalui ayahnya, Theo Syafei, yang merupakan politikus senior di partai tersebut. Ia dipercaya mengelola berbagai tugas strategis dalam pemenangan Joko Widodo pada Pemilu 2014. Andi juga berperan sebagai penasihat strategis untuk kebijakan dan kampanye politik partai.

Beberapa analis menyebut Andi sebagai sosok berpengaruh di lingkungan PDIP dan pemerintahan, bahkan kerap disebut sebagai "arsitek politik" dengan kemampuan menyusun strategi jangka panjang, khususnya di bidang pertahanan dan keamanan.