Brilio.net - Ibu kota baru Republik Indonesia sudah diumumkan pada Senin lalu. Ibu kota akan dipindahkan ke Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Pemindahan ibu kota tentunya akan berdampak pada proses pembangunan yang ada.

Pemerintah rencananya akan membangun pangkalan militer di ibu kota baru tersebut. Nantinya, pangkalan militer yang dibangun meliputi, markas Angkatan Darat (AD), Angkatan Udara (AU), dan Angkatan Laut (AL).

"Iya, kalau rencana demikian, karena nanti ada pembangunan pangkalan militer yang lebih lengkap lagi dari Darat, Laut, maupun Udara," ujar Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, dilansir brilio.net dari liputan6.com pada Kamis (29/8).

Mantan Panglima TNI itu belum dapat memastikan kapan pangkalan militer dibangun. Namun, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah memastikan bahwa konstruksi infrastruktur ibu kota baru dimulai 2020.

"Maka penggunaan pangkalan udara yang ada sekarang (Jakarta), mungkin akan direvitalisasi, gitu ya," kata Moeldoko.

Menurut dia, desain ibu kota baru juga telah mempertimbangkan aspek pertahanan dan keamanan nasional. Pemerintah juga menghitung perkembangan teknologi di masa depan.

"Kalau nanti mudah diserang ini. Kalau nanti dengan teknologi yang baru, rudal jelajah itu, mau di mana saja juga bisa dilewati. Jadi menurut saya kajian-kajian ke arah sana sudah dipikirkan dengan baik," ucap Moeldoko.

Moeldoko menilai lokasi ibu kota baru lebih aman dibandingkan Jakarta. Ibu kota baru disebut mempunyai banyak hutan sehingga memudahkan apabila ada pertempuran.

"Dari sisi lindung tembaknya di Kalimantan cukup memadai untuk pertempuran berlanjut. Karena didukung oleh hutan-hutan yang relatif masih bisa digunakan untuk bertempur sangat baik," tutur dia.