Brilio.net - Guna menggapai herd immunity di akhir tahun, pemerintah menggencarkan pelaksanaan vaksinasi bagi masyarakat. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan saat ini kelompok lansia tetap menjadi prioritas vaksinasi Covid-19.

Vaksinasi lansia telah dilaksanakan sejak pertengahan Maret setelah vaksinasi tenaga kesehatan dan petugas publik. Saat ini pemerintah tak hanya memastikan ketersediaan vaksin dan distribusi cepat ke berbagai lokasi. Namun juga mengimbau masyarakat untuk turut mendukung program ini guna mengoptimalkan perlindungan kesehatan lansia dari Covid-19.

Berdasarkan data per 8 Oktober 2021, dari 21.553.118 orang target vaksinasi lansia, tercatat 31,74% telah mendapatkan suntikan dosis pertama dan 20,99% telah divaksin lengkap.

Untuk itu, Nadia menegaskan agar masyarakat dapat membantu lansia mengakses lokasi vaksinasi, mengawal kesehatan mereka, serta menghindarkan lansia dari paparan informasi yang tidak benar terkait vaksinasi.

“Untuk mendorong percepatan vaksinasi lansia, salah satu strategi pemerintah untuk itu adalah mengaitkan capaian lansia dengan status PPKM suatu daerah,” ujar Nadia dalam keterangan tertulis, Kamis (7/10)

Dalam Dialog Produktif Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Nadia menyebutkan bahwa tantangan vaksinasi lansia di antaranya adalah mobilitas, yakni keterbatasan fisik dan biaya transportasi. Menurutnya, harus diupayakan adanya kemudahan akses layanan vaksinasi bagi lansia.

Kendala lainnya adalah informasi yang keliru tentang vaksinasi. Dalam hal ini, diharapkan peran serta berbagai pihak termasuk tokoh agama dan masyarakat dalam membantu memberikan sosialisasi dan edukasi kepada para lansia.

Dalam Kesempatan yang sama, Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad menggarisbawahi perlunya kemudahan akses layanan vaksinasi bagi lansia tersebut. Pihaknya juga berupaya memberikan vaksinasi secara door to door (pintu ke pintu), bekerja sama dengan berbagai pihak hingga zonasi terkecil seperti RT dan RW.  

“Memasuki PPKM Level 1, kita akan dapat menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan lansia seperti majelis taklim. Dalam kegiatan tersebut bisa diadakan vaksinasi lansia. Upaya jemput bola, semua  harus dilakukan agar target dapat dijangkau,” tegasnya.
 
Diketahui, Kepulauan Riau memiliki kondisi geografis kepulauan yang menjadi tantangan tersendiri dalam hal percepatan vaksinasi. Bekerja sama dengan TNI, Polri, Kejaksaan, dan berbagai instansi lainnya, upaya vaksinasi lansia terus dilakukan dengan menyisir pulau-pulau yang ada.

“Vaksinasi lansia harus dengan strategi khusus agar mereka mau dan yakin divaksin. Literasi gencar dilakukan, masyarakat juga kita dorong untuk membawa keluarga lansia untuk divaksinasi,” ujar Ansar.

Ia mengatakan, saat ini 63,28% sasaran vaksinasi lansia di wilayahnya telah mendapatkan suntikan pertama dan 42,88% telah divaksin lengkap.

Dalam hal mendorong kemauan lansia mendapatkan vaksinasi, aktor senior sekaligus public figure Slamet Raharjo menyebutkan perlunya membentuk pola pikir baru pada lansia. Ia mengatakan, sesungguhnya dalam usaha nasional vaksinasi ini, lansia dapat menjadi garda terdepan dan memberikan contoh kepada yang lebih muda.

“Vaksinasi adalah sebuah keharusan. Bukan karena kita lansia maka dikejar vaksinasi, justru lansia harus punya keikhlasan. Usia bukan jadi halangan untuk berbakti kepada negara,” tandasnya.

“Lansia adalah akses tertinggi yang perlu dipelihara pemerintah karena memiliki pengalaman panjang. Karena tua dan berpengalaman, maka kita harus bisa menjaga diri sendiri karena paham pentingnya kesehatan,” tambah aktor yang sudah mendapatkan vaksin lengkap ini.

Sementara itu, definisi lansia di Indonesia menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam / Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe adalah yang berusia di atas 60 tahun. Kelompok ini memiliki risiko tinggi untuk Covid-19 dalam hal gejala penyakit berat serta kematian. Di Indonesia, 46% lebih kematian Covid-19 terjadi pada lansia.  

Ia menegaskan, anggapan bahwa lansia tidak perlu vaksinasi karena sudah tua dan selalu ada di rumah, adalah keliru. Justru karena memiliki risiko tinggi, maka lansia harus mendapatkan prioritas perlindungan kesehatan.

Terkait vaksin dosis ketiga (booster) untuk lansia, Dokter Dirga mengatakan, “Secara medis, vaksin booster adalah keniscayaan, karena antibodi kita turun seiring waktu. Namun karena cakupan vaksinasi di Indonesia masih tergolong rendah, maka tahun ini fokus kita adalah pada perluasan vaksinasi. Jadi, mari kita ikuti aturan dari pemerintah dan menunggu pengumuman resmi.”

Untuk membantu percepatan cakupan vaksinasi lansia, pemerintah terus mengimbau masyarakat agar mendorong, mengajak, dan mendampingi para lansia mendapatkan vaksinasi. Hal ini berguna  tidak hanya bagi perlindungan diri sendiri, namun juga supaya tidak menjadi sumber penularan.