Brilio.net - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti kasus tragis seorang ibu di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang ditemukan meninggal setelah meracuni dua anaknya. Kasus ini masuk dalam kategori filisida maternal, istilah untuk tindakan orang tua yang secara sadar menghabisi nyawa anaknya sendiri.

"Itu termasuk filisida maternal, yakni pembunuhan anak oleh ibu. Kami sudah berkoordinasi, memang faktornya karena masalah ekonomi," kata Anggota KPAI Diyah Puspitarini saat dihubungi di Jakarta, dikutip brilio.net dari Antara, Senin (8/9).

Filisida adalah tindakan orang tua yang membunuh anaknya sendiri dalam keadaan sadar.

KPAI juga meminta kepolisian untuk tetap melakukan proses hukum kasus ini, sehingga dapat terungkap penyebab kematian korban.

"Sekalipun ini filisida, kami tetap berharap bahwa proses hukum tetap berjalan agar anak ini diketahui penyebab kematiannya secara jelas karena apa. Ya memang dibunuh oleh ibunya, tapi kan faktor utamanya kenapa ibu sampai melakukan demikian juga perlu diungkap," kata Diyah Puspitarini.

filisida maternal kasus ibu di bandung © 2025 berbagai sumber

foto: Shutterstock.com

Sebelumnya, seorang ibu berinisial EN (34) ditemukan tewas gantung diri dan dua anaknya usia 9 tahun dan 11 bulan diduga diracun di sebuah rumah kontrakan di Banjaran, Kabupaten Bandung, Jumat (5/9).

Sang ibu dalam kondisi tergantung di tiang pintu, sedangkan dua anaknya ditemukan tergeletak tidak bernyawa di dalam rumah.

Peristiwa tragis ini diketahui pertama kali oleh YS, suami EN yang baru pulang kerja pada Jumat (5/9) subuh.

Polisi juga menemukan sebuah surat wasiat yang ditinggalkan oleh korban, yang berisi penderitaan hidup dan kekesalan hati sang istri kepada suaminya.

FAQ Seputar Filisida Maternal 

1. Apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan filisida maternal?
Filisida itu artinya orang tua membunuh anaknya sendiri dengan sengaja. Kalau pelakunya ibu, istilahnya jadi filisida maternal.

2. Faktor apa yang biasanya bikin kasus ini terjadi?
Ada beberapa penyebab utama yang sering disebut: gangguan kesehatan mental (kayak postpartum psychosis atau depresi berat), tekanan ekonomi, konflik emosional memuncak, stigma mental health, dan gangguan psikotik akut.

3. Apa sudah banyak kasus seperti ini terjadi di Indonesia?
Sayangnya iya. KPAI bahkan pernah menyebut Indonesia sedang menghadapi darurat filisida. Di tahun 2024 tercatat sekitar 60 kasus pembunuhan anak oleh orang tua. Selain itu, sepanjang September 2024 saja sudah banyak kasus tragis—mulai dari Bekasi, Bandung, Ternate, Purwakarta, hingga Kediri.

4. Apakah media sosial bisa dipakai sebagai alat preventif untuk kasus ini?
Bisa banget. Penelitian terbaru menunjukkan media sosial punya potensi besar sebagai platform komunikasi kesehatan. Dengan konten edukatif, infografik, bahkan cerita nyata, platform ini efektif dalam menyebarkan informasi dan mengurangi stigma soal kesehatan mental—asal didesain dengan tepat dan sensitif secara budaya.

5. KPAI dan pihak lain sudah berupaya apa buat mencegah kejadian ini?
Selain mendesak proses hukum dijalankan penuh untuk kasus yang terjadi, KPAI aktif memantau tren filisida dan memperingatkan masyarakat soal risiko-risiko psikososial yang bisa memicu kasus. Tekanan mereka penting supaya kasus enggak dianggap normal dan masyarakat makin aware akan pentingnya dukungan mental.