Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tidak tinggal diam melihat kasus pencopotan Kepala SMP Negeri 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah, yang terjadi setelah anak wali kota kedapatan membawa mobil ke sekolah. Ini adalah langkah cepat dari Kemendagri untuk memastikan bahwa semua proses pemerintahan daerah berjalan sesuai dengan aturan yang ada dan menjaga kepercayaan masyarakat.
Kepala Pusat Penerangan Kemendagri, Benny Irwan, menyatakan bahwa Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemendagri langsung melakukan pemeriksaan terhadap Wali Kota Prabumulih, Arlan, pada Kamis (18/9/2025). Roni Ardiansyah juga dipanggil untuk memberikan keterangan lebih lanjut. "Itjen Kemendagri tengah mendalami seluruh bukti dan keterangan," ujar Benny.
Proses pemeriksaan ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang lebih lengkap mengenai kasus ini. Hasil dari pemeriksaan ini nantinya akan menentukan apakah akan ada sanksi atau keputusan lainnya. Benny menjelaskan, "Hasil pemeriksaan dapat berujung pada rekomendasi administratif, pembatalan keputusan daerah, hingga sanksi, atau tidak ada tindakan jika tidak ditemukan pelanggaran."
Dalam pemanggilan Arlan, ia akan didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Prabumulih, Darmadi. Benny menambahkan, "Mungkin juga nanti, Pak Wali Kota akan ditemani oleh Kadis Pendidikan, mungkin."
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5351202/original/005557100_1758018617-Jepretan_Layar_2025-09-15_pukul_17.24.12.jpg)
Pencopotan Roni Ardiansyah dari jabatannya sebagai Kepala SMP Negeri 1 Prabumulih ini menjadi sorotan setelah ia diduga menegur anak wali kota yang membawa mobil ke sekolah. Kejadian ini membuat para siswa merasa kehilangan, dan prosesi perpisahan Roni diwarnai dengan tangis haru dari anak didiknya pada Senin (15/9/2025).
Video momen perpisahan ini pun viral di media sosial, menunjukkan betapa para siswa sangat menghormati Roni. Mereka tak bisa menahan air mata saat harus berpisah dengan kepala sekolah yang mereka cintai. Roni menegur anak wali kota agar tidak memarkirkan mobil di halaman sekolah, karena hal itu dapat mengganggu kegiatan belajar dan menciptakan kesenjangan sosial.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prabumulih, A Darmadi, membantah bahwa pencopotan Roni disebabkan oleh tegurannya kepada anak wali kota. "Tidak benar bahwa alasan mutasi karena anak wali kota," tegas Darmadi. Menurutnya, ada banyak pertimbangan yang melatarbelakangi keputusan tersebut, termasuk untuk memberikan penyegaran di lingkungan SMP Negeri 1 Prabumulih.
Wali Kota Prabumulih, H Arlan, juga angkat bicara mengenai isu ini. Ia menegaskan bahwa kabar pencopotan Roni karena menegur anaknya adalah hoaks. "Saya belum memindahkan Pak Roni, saya baru menegur Pak Roni karena ada masalah di sekolah yang membuat anak tidak betah di situ," jelas Arlan. Ia juga memastikan bahwa anaknya tidak membawa mobil ke sekolah.
Arlan meminta maaf kepada masyarakat Prabumulih dan Indonesia atas berita viral yang tidak benar ini. Ia menjelaskan bahwa ada kasus yang mencuat mengenai perilaku seorang guru di SMP tersebut yang membuat siswa merasa tidak nyaman, dan Roni dipanggil untuk memberikan teguran. Arlan menegaskan bahwa Roni akan tetap bekerja di SMPN 1 Prabumulih seperti biasa.
































