Brilio.net - Pelaksanaan ibadah haji tahun ini memunculkan aturan di mana jemaah dilarang membawa air zamzam. Tujuannya demi keselamatan penerbangan.

Namun rupanya masih saja ada jemaah bandel yang mencoba "menyelundupkan" air zamzam dalam kopernya.

Kepala Daker Makkah Nasrullah Jasam mendapati itu setelah meninjau proses pemindaian (x ray) koper jemaah haji di PT Al-Mazro’i, Makkah. Perusahaan kargo ini yang diminta maskapai Garuda Indonesia dan Saudi Arabia untuk melakukan pemindaian koper jemaah haji.

Zam-zam © kemenag.go.id, elshinta

Tiga hari masa pemulangan, ratusan koper terdeteksi membawa air zamzam sehingga dibongkar dan dikeluarkan. Air zamzam dalam beragam kemasan itu kini menumpuk di gudang Al-Mazro’i.

Pihak kementerian agama sudah berulang mengingatkan. Padahal kita sudah menyampaikan berkali-kali. Demi keselamatan penerbangan jemaah dan kelancaran kepulangan jemaah, agar tidak memasukan air Zamzam,” ujarnya di Makkah, Jumat (8/9), dikutip dari laman kemenag.go.id

Zam-zam © kemenag.go.id, elshinta

“Itu (air zamzam dalam koper) pasti akan terdeteksi melalui proses x ray yang ada di gudang ini,” tegas Nasrullah usai meninjau di Makkah, Jumat (08/09).

Nasrullah mengaku akan mengintensifkan kembali sosialisasi kepada jemaah melalui Ketua Sektor, Ketua Kloter, serta Ketua Rombongan dan Ketua Regu. Bahwa, membawa air Zamzam dalam koper dilarang karena dikhawatirkan mengganggu keselamatan dan kelancaran penerbangan.

Zam-zam © kemenag.go.id, elshinta

Ali Al Mazro’i selaku penanggung jawab kargo mengaku akan bertanggung jawab dengan barang bawaan jemaah yang ada di koper. Pihaknya akan berusaha menjaga keamanan barang dan merapikannya kembali setelah dibongkar.

Namun demikian, Ali Al Mazroi juga meminta jemaah untuk tidak nekat membawa air zamzam karena untuk membongkarnya membutuhkan waktu.

Zam-zam © kemenag.go.id, elshinta

“Masalah air zamzam di dalam koper, kalau dibongkar harus dirapihkan kembali. Itu makan waktu. Satu kloter tidak cukup lima jam untuk bongkar aja. Kadang ada yang sekitar 90% ada zamzam-nya. Padahal 18 kloter sehari harus selesai, sementara baru satu dua kloter, sudah habis waktunya,” tuturnya.

“Satu koper ada yang 6 botol, 10 botol, bahkan 20 botol. Macam-macam. Semua dibuang,” tandasnya.