Brilio.net - Kepala Dinkes Kulon Progo, DI Yogyakarta, Bambang Haryatno membantah adanya korban meninggal dunia di daerahnya akibat terjangkit antraks. Warga yang meninggal ituu diakibatkan penyakit gagal ginjal akut.

"Memang benar ada warga bernama Wakijo yang kemarin terkena antraks meninggal dunia. Namun meninggal dunianya bukan karena terkena antraks. Sebelum pulang kondisinya sudah baik. Almarhum selain sudah berusia 79 tahun juga memiliki riwayat gagal ginjal akut," kata Bambang beberapa hari lalu.

Dia menerangkan ada 16 warga yang sebelumnya terkena antraks sudah pulang ke rumah masing-masing. Mereka sudah dinyatakan sehat kondisinya dan beraktivitas seperti sedia kala.

"Kami langsung mengadakan pelatihan supaya tim medis di Kulon Progo bisa tanggap jika menemukan kasus antraks di wilayahnya. Adanya kasus antraks ini membuat kami menetapkan bahwa ini merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB). Alasannya karena kasus antraks ini pertama kalinya terjadi di Kulon Progo," terangnya.

Diketahui sebelumnya, 16 warga di Dusun Ngroto, Ngaglik, dan Penggung, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kulon Progo tertular antraks. Mereka tertular antraks setelah mengonsumsi daging sapi yang mati mendadak. Awalnya, 16 warga ini diduga terkena gigitan serangga tomcat. Namun setelah dilakukan penelitian lebih mendalam, ternyata warga tersebut terkena antraks.

Mereka mengalami gejala kulit melepuh, merah, kering dan menghitam yang hampir mirip dengan serangan serangga tomcat. Saat ini ke-16 warga sudah diperbolehkan pulang ke rumah karena kondisinya sudah sehat.