Sebelumnya, harga BBM Pertamax Turbo berada di harga sebesar Rp 17.900 sampai Rp 18.250. Selain itu, harga BBM Dexlite sebesar Rp 17.800 sampai Rp 18.500. Sementara harga BBM Pertamina Dex sebesar Rp 18.900 sampai Rp 19.600 per liter.

Dilansir dari Liputan6.com pada Kamis (1/9), Presiden Joko Widodo pernah setidaknya 7 kali mengubah harga BBM subsidi sejak memimpin pada 2014 lalu. Namun, jumlah ini seiring dengan dinamika di awal periode kedua ia menjabat.

Selanjutnya, kenaikan tersebut belum termasuk dengan hitungan peralihan BBM penugasan dari Premium ke Pertalite yang sama-sama mengalami penyesuaian harga.

Sejak 2014-2016, Joko Widodo telah 7 kali mengubah harga BBM Subsidi. Premium tercatat 4 kali mengalami kenaikan harga, serta 3 kali mengalami penurunan harga. Adapun untuk harga Solar, mengalami 2 kali kenaikan harga, dan sudah pernah 5 kali mengalami penurunan harga.

Kenaikan BBM ini memang sudah dicanangkan oleh pemerintah. Untuk membuat semuanya lancar, sejumlah aspek di jajaran pemerintah pun sudah mengambil langkah antisipasi. Misalnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, telah mengalokasikan bantuan sosial (bansos) untuk 3 aspek. Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan penyesuaian kembali suku bunga acuan.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku bersikap positif bahwa pertumbuhan ekonomi nasional masih terjaga. Walaupun dibayangi oleh kenaikan harga BBM subsidi yang akan dilakukan pemerintah.

Luhut melihat pada kuartal II ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,44 persen. Angka ini diakuinya diluar dari ekspektasi pemerintah.

Diketahui, kenaikan BBM ini merupakan dampak dari kenaikan harga komoditas internasional dan kegiatan ekonomi masyarakat.

"Pertumbuhan ekonomi indonesia saya kira itu tumbuh cepat kuartal kemarin tumbuh 5,44 persen, diluar ekspektasi kita juga, dan kita juga memprediksi walaupun mungkin nanti akan ada kenaikan, penyesuaian harga BBM, kita masih bisa tahun depan ini lebih baik dari 5,44 (persen) ini," kata Luhut dalam Rakerkonas Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).

Sementara itu pihak Pertamina juga meminta masyarakat agar tidak panik karena informasi kenaikan BBM mulai 1 September ini. Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembelian secara berlebihan di tengah wacana kenaikan harga BBM subsidi jenis Pertalite maupun Solar.

<img style=

foto: pixabay.com

 

"Kami mengimbau agar konsumen bisa hemat dalam menggunakan BBM, dan membeli sesuai dengan kebutuhan," ujar Irto.