Brilio.net - Mencari kerja setelah lulus kuliah bisa jadi tantangan tersendiri, termasuk bagi orang yang sudah meraih gelar dari universitas luar negeri. Ani (bukan nama sebenarnya), seorang lulusan Hiroshima University of Economics di Jepang, berbagi pengalamannya pada Brilio melalui wawancara daring, ia bercerita soal pengalamannya saat masuk dunia kerja di Indonesia.
Kalau habis lulus kuliah di luar negeri, terus balik ke Indonesia, jujur sih nyari kerja sedapetnya. Tapi yang pasti aku pertimbangkan reputasi perusahaan dan gaji yang ditawarkan, ungkap Ani kepada brilio.net, Jumat (13/12).
Ani, yang pernah bekerja di sebuah bank Jepang di Indonesia sebagai Customer Relationship Manager, menceritakan bahwa ada perbedaan yang cukup mencolok bagi lulusan luar negeri di dunia kerja. Ani mengakui bahwa lulusan luar negeri memang sering mendapat ekspektasi lebih tinggi dari perusahaan, terutama dalam hal komunikasi dan wawasan budaya.
Hal yang paling menonjol dari lulusan luar negeri itu kemampuan buat berkomunikasi dan bergaul. Mungkin karena ada wawasan tertentu tentang culture yang berbeda, ujarnya.
foto: pixabay.com
Namun, bersama dengan keunggulan tersebut, Ani merasakan beban kerja yang lebih berat dibanding rekan seangkatan.
Di antara teman-teman seangkatan, aku memang dapat gaji lebih tinggi, tapi bebannya juga lebih banyak. Jadi ya sepadan lah, tuturnya.
Bagi Ani, menjadi lulusan luar negeri adalah kombinasi antara privilege dan tanggung jawab. Meski di satu sisi mendapatkan kompensasi yang lebih baik, ekspektasi perusahaan terhadap lulusan luar negeri sering kali lebih tinggi.
Ya privilege di satu sisi, tapi di sisi lain ya itu jadi beban. Bebannya memang lebih, tapi ada kompensasinya, jadi ya sepadan aja, tambahnya.
Namun, Ani menegaskan bahwa dalam proses rekrutmen, perbedaan antara lulusan luar negeri dan dalam negeri sebenarnya tidak terlalu signifikan. Semua kembali pada performa saat tes dan wawancara. Meski lulusan luar negeri sering dianggap unggul dalam hal soft skill, seperti komunikasi dan wawasan budaya, persaingan di dunia kerja tetap bergantung pada kompetensi individu. Menurut Ani, kemampuan untuk membawa diri dan membuktikan potensi jauh lebih penting daripada asal universitas.
Kalau rekrutmen, apakah dibedakan atau tidak sama lulusan dalam negeri, aku rasa sama aja sih. Tergantung pembawaan pas tes dan interview, jelasnya.
foto: pixabay.com
Pengalaman Ani menunjukkan bahwa lulusan luar negeri tidak selalu memiliki jalan mulus di dunia kerja. Mereka mungkin mendapat kompensasi lebih baik, tetapi beban dan tanggung jawab yang harus dipikul juga lebih besar.
Namun, dengan keunggulan dalam komunikasi, pemahaman lintas budaya, dan jaringan yang luas, lulusan luar negeri memiliki peluang besar untuk berkembang di dunia kerja yang semakin kompetitif.
Apakah lulusan luar negeri lebih unggul? Jawabannya tidak selalu. Meski ada keuntungan seperti gaji lebih tinggi dan soft skill yang lebih menonjol, tantangan yang dihadapi juga tidak kecil. Semua kembali pada bagaimana seseorang memanfaatkan kelebihannya untuk beradaptasi dan berkontribusi di tempat kerja.
Recommended By Editor
- Ketika magang dianggap beban, bagaimana menciptakan lulusan universitas yang berpengalaman?
- Dulu jadi buruh pabrik kini diangkat jadi rektor, mengenal Mundakir dulu belajarnya sambil angon sapi
- PPG guru madrasah dan guru agama dibuat sederhana, tunjangan Rp 2 juta di depan mata
- Heboh guru pilih resign dari PNS karena stres, mengapa jadi abdi negara rentan merasa tak bahagia?
- Mendikdasmen ubah sistem guru tak perlu mengajar 24 jam dalam seminggu, begini ketentuan terbarunya