Brilio.net - Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Pegunungan Arfak, Papua Barat pada 16 Mei 2025. Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur kawasan ini sejak siang hingga malam hari, menyebabkan luapan air di Kali Meyof yang kemudian menghantam permukiman sementara para penambang emas tradisional di Kampung Jim, Distrik Catubouw.

Korban jiwa dalam bencana ini cukup signifikan. Hingga hari keenam pascaperistiwa, sebanyak 15 jenazah korban telah ditemukan dan dievakuasi, sementara empat orang masih dinyatakan hilang. Selain itu, terdapat empat korban selamat dan satu orang meninggal dunia segera setelah kejadian.

Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, Polri, TNI, BPBD, dan relawan terus melakukan pencarian di medan yang sulit dan rawan longsor susulan, meskipun cuaca buruk seringkali menghambat proses evakuasi.

Operasi penyelamatan ini melibatkan lebih dari seratus personel yang terbagi dalam beberapa tim khusus, termasuk tim pencari, evakuasi, dan pemantau cuaca. Medan pegunungan yang terjal dan tertutup material longsor serta potensi longsor lanjutan membuat pencarian menjadi sangat menantang.

Sinergi antarinstansi dan dukungan dari pemerintah daerah serta masyarakat setempat menjadi kunci utama dalam menghadapi bencana ini, dengan harapan seluruh korban dapat ditemukan dan kondisi masyarakat terdampak segera pulih.

 

1. Penyebab Banjir Bandang dan Longsor adalah Hujan Deras yang Berkepanjangan

banjir pegunungan arfak © 2025 Instagram

banjir pegunungan arfak
© 2025 Instagram/@kansarmanokwari

Bencana banjir bandang dan tanah longsor terjadi pada Jumat malam, 16 Mei 2025, sekitar pukul 21.00 WIT di Kampung Jim (Meyes), Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak. Hujan deras yang mengguyur selama hampir tujuh jam secara terus-menerus menyebabkan debit air Kali Meyof meluap. Aliran air deras menghantam lokasi kemah para penambang emas tradisional, menyeret tenda dan peralatan mereka hingga menyebabkan longsor dan banjir bandang secara tiba-tiba.

2. Korban Jiwa Mencapai 15 Orang, 4 Masih Hilang

banjir pegunungan arfak © 2025 Instagram

banjir pegunungan arfak
© 2025 Instagram/@kansarmanokwari

Hingga 23 Mei 2025, total korban meninggal dunia yang ditemukan mencapai 15 orang dari 19 yang sebelumnya dinyatakan hilang. Empat korban lainnya masih dalam pencarian. Selain itu, terdapat 4 orang yang selamat dan 1 orang meninggal dunia segera setelah bencana. Empat orang selamat tersebut di antaranya adalah Fretswan Unas, Juandi Takaliumang, Yeskiel Takaliumang, dan Karunyak Takaliumang.

Korban ditemukan secara bertahap sejak hari ketiga operasi SAR, dengan penemuan terakhir lima jenazah pada hari keenam pencarian. Jenazah dievakuasi menggunakan ekskavator dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua Barat untuk proses identifikasi.

3. Operasi SAR Melibatkan Ratusan Personel dengan Pembagian Tugas Terstruktur

banjir pegunungan arfak © 2025 Instagram

banjir pegunungan arfak
© 2025 Instagram/@kansarmanokwari

Operasi pencarian dan evakuasi korban melibatkan sekitar 112 personel gabungan dari Basarnas Manokwari, Polres Pegunungan Arfak, Kodim 1812/Pegaf, BPBD Provinsi Papua Barat, dan Polda Papua Barat. Tim SAR dibagi menjadi empat bagian: dua tim pencari, satu tim evakuasi, dan satu tim pemantau cuaca. Kapolres Pegunungan Arfak menekankan pentingnya kerja sama tim, keselamatan personel, dan komunikasi yang baik mengingat kondisi cuaca yang sangat berubah-ubah di lokasi bencana.

4. Cuaca Ekstrem dan Medan Sulit Hambat Pencarian Korban

banjir pegunungan arfak © 2025 Instagram

banjir pegunungan arfak
© 2025 Instagram/@kansarmanokwari

Cuaca buruk dan potensi longsor susulan menjadi kendala utama dalam operasi SAR. Pencarian korban sempat dihentikan sementara karena hujan deras yang mengguyur lokasi bencana. Medan pegunungan yang terjal dan tertutup material longsor membuat evakuasi sangat sulit dan berisiko. Penggunaan alat berat seperti ekskavator dilakukan secara hati-hati di zona aman untuk mengevakuasi jenazah korban yang tertimbun material longsor.

5. Dukungan dan Sinergi Antarinstansi dan Masyarakat Sangat Kuat

banjir pegunungan arfak © 2025 Instagram

banjir pegunungan arfak
© 2025 Instagram/@kansarmanokwari

Penanganan bencana ini menunjukkan sinergi kuat antara berbagai instansi, termasuk Basarnas, TNI, Polri, BPBD, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat. Gubernur Papua Barat turut meninjau lokasi bencana dan meminta bantuan masyarakat untuk mendukung pencarian korban. Koordinasi intensif dan dukungan logistik terus diberikan agar operasi SAR berjalan lancar dan korban dapat segera ditemukan serta masyarakat terdampak dapat menerima bantuan yang dibutuhkan

Bencana banjir bandang dan longsor di Pegunungan Arfak Papua Barat menjadi peringatan akan risiko bencana alam di wilayah pegunungan dengan curah hujan tinggi. Upaya pencarian korban masih terus berjalan dengan penuh kehati-hatian demi keselamatan tim SAR dan harapan agar seluruh korban dapat ditemukan.