Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo bertemu dengan 61 tokoh dari Papua di Istana Negara, Jakarta pada Selasa (10/9) kemarin. Jokowi didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menko Polhukam Wiranto, Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Budi Gunawan.

Adapun 61 tokoh Papua itu terdiri dari tokoh adat, agama, kepala suku, aktivis, hingga akademisi. Puluhan tokoh yang datang itu kompak mengenakan topi rumbai. Begitu juga para menteri yang mendampingi Jokowi. Sementara, mantan Wali Kota Solo itu memakai baju kemeja bewarna putih.

Pada pertemuan tersebut, perwakilan adat Papua Abisai Rollo meminta beberapa hal kepada Jokowi. Mulai dari meminta untuk pemekaran provinsi di Papua dan Papua adat hingga membangun istana kepresidenan di Bumi Cendrawasih.

Berikut beberapa hal yang dibicarakan dalam pertemuan Jokowi dengan para tokoh Papua dihimpun brilio.net dari akun YouTube Sekretariat Negara, Rabu (11/9).

1. BUMN akan terima 1000 masyarakat Papua.
Jokowi berjanji mempercepat pemerataan kesejahteraan masyarakat Papua. Oleh karena itu, dia memaksa badan usaha milik negara untuk menerima masyarakat dari provinsi paling timur di Indonesia.

"Saya akan paksa BUMN menerima yang baru lulus, mahasiswa dari tanah Papua. Seribu dulu-lah," kata Jokowi, di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Sebab, dia menilai, salah satu yang menjadi masalah adalah ketersediaan lapangan kerja bagi anak-anak muda di Papua. Dia mengaku selalu mendapat pertanyaan yang sama dari mahasiswa dari Papua yang ada di luar negeri.

"Kalau lulus, saya ke mana Pak? Ya ke Papua. Kerja apa?" ujar Jokowi mengulang percakapannya dengan mahasiswa dari Papua di luar negeri.

Dia mengatakan, percepatan serupa akan diberlakukan bagi pengangkatan PNS asal Papua. Mereka juga akan diberi kesempatan untuk penempatan ke provinsi lain.

"Kalau enggak melalui proses percepatan, kompetisinya ketat sekali. Jadi, saya pakai prosedur saya," ujar Jokowi.

2. Menyetujui pembangunan asrama Nusantara, Palapa Ring Timur, dan lembaga adat untuk anak dan perempuan Papua.
Membentuk asrama nusantara di seluruh kota studi dan menjamin keamanan mahasiswa di Papua. Selanjutnya percepatan Palapa Ring Timur Papua akan selesai pada tahun ini.

"Mengenai asrama nusantara saya setuju. Mengenai Palapa Ring selesai akhir tahun ini akan selesai semua. Jadi semuanya di tanah Papua nanti 4G semuanya. Kemudian lembaga adat anak dan perempuan Papua akan dibentuk ini juga bagus. Ini untuk memberikan akselerasi, perlindungan anak, dan perempuan di Papua saya kira silakan. Akan saya dukung," kata Jokowi.

3. Pembangunan Istana Presiden di Papua.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyambut baik usulan tokoh Papua agar membangun Istana Kepresidenan di Papua.

Perwakilan tokoh Papua menyebut bahwa secara pribadi dirinya siap menghibahkan 10 hektare tanah untuk pembangunan Istana di sana.

"Mengenai Istana Presiden, yang di sana itu kan sulitnya tanah, bener 10 hektare gratis? Benar sudah ada?" seloroh Presiden Jokowi dan disambut tawa hadirin di Istana Negara.

Jokowi lalu berbicang dengan beberapa menteri yang menemani Presiden menyambut para tokoh Papua.

4. Setujui pemekaran wilayah.
Tak hanya itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyetujui pemekaran wilayah di Papua. Namun, hanya dua hingga tiga wilayah.

"Terkait pemekaran, jangan banyak-banyak dulu. Tapi bapak menyampaikan, tambahan lima. Ini total atau tambahan? Saya iya, tapi mungkin tidak lima (wilayah) dulu. Mungkin kalau enggak dua (atau) tiga," kata Jokowi.

Menurut dia, pemekaran wilayah tersebut perlu dikaji terlebih dahulu. Jokowi menyebut pemekaran wilayah sudah diatur dalam perundang-undangan mengenai tata pelaksanaannya.

"Ini kan perlu ada kajian. Karena UU (Undang-undang) nya mendukung ke sana dan saya memang ada usulan itu dari bawah," ucap Jokowi.

5. Jokowi segera kunjungi Papua.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku masih mengatur waktu untuk segera berkunjung ke Papua. Kedatangan Jokowi itu untuk meresmikan Jembatan Holtekamp atau Jembatan Merah di Jayapura.

"Mungkin kalau saya akan berusaha (ke Papua) bulan ini ke sana, tapi kalau meleset di Oktober. Karena saya ingin meresmikan Jembatan Holtekamp," kata Jokowi.

Tadinya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu berencana mengunjungi Papua pada awal September ini. Namun, peresmian jembatan Holtekamp sempat terhambat lantaran masalah sengketa lahan.

Selain itu, Jokowi juga ingin melihat perkembangan pembangunan infrastruktur di Papua. Salah satunya Jalan Trans Papua yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Karena saya ingin meresmikan Jembatan Holtekamp. Dan juga jalan Jalan Trans Papua yang sudah diselesaikan oleh Kementerian PU saya akan cek," ujarnya.