Melalui kuasa hukumnya, Fahmi Bachmid, Nikita Mirzani menegaskan bahwa berdamai dengan Reza Gladys adalah hal yang mustahil. Bintang film Nenek Gayung ini sepertinya sudah menutup pintu untuk perdamaian.

Fahmi menyampaikan kepada jurnalis di Jakarta bahwa meskipun perdamaian antara Nikita dan Reza tampak tidak mungkin, proses mediasi dengan hakim mediator tetap berlangsung.

"(Nikita Mirzani dan Reza Gladys) mustahil damai. Mustahil. Kalau mustahil itu sudah enggak mungkin. Tidak. Mediasi harus dijalani selama satu bulan," tegas Fahmi, Kamis (19/6). 

Setelah itu, muncul asumsi bahwa mediasi yang dilakukan, termasuk yang berlangsung pada hari ini, hanyalah formalitas. Terlebih, Nikita Mirzani tidak hadir dalam proses mediasi tersebut.

Fahmi Bachmid membantah anggapan bahwa mediasi kliennya dengan Reza Gladys hanyalah sebuah formalitas. Ia menegaskan bahwa Nikita memang tidak dapat hadir dalam mediasi hari ini, tetapi itu bukan berarti proses tersebut tidak penting.

"Bukan formalitas. Ini peraturan yang harus dilaksanakan. Kalau formalitas itu adalah sesuatu yang tidak penting. Ini sangat penting," ujarnya, menekankan pentingnya mengikuti Peraturan Mahkamah Agung (Perma).

Fahmi juga menjelaskan bahwa Nikita menghormati proses hukum mediasi sebagai bagian dari Perma. Ia mengusulkan agar mediasi berikutnya diadakan pada 25 Juni 2025, bersamaan dengan sidang pidana yang menempatkan Nikita sebagai terdakwa.

"Kalau Perma ini tidak dilaksanakan, perkara ini menjadi cacat. Maka (mediasi) itu adalah sesuatu yang sangat penting," tambahnya. Nikita Mirzani pun menyatakan siap untuk menghadiri proses mediasi tersebut.

Dalam kesempatan itu, Fahmi menjelaskan bahwa pihak yang tidak hadir dalam proses mediasi dianggap tidak memiliki itikad baik dalam sebuah perkara, dan itu akan menjadi catatan bagi hakim mediator untuk disampaikan kepada Majelis Hakim. Nikita Mirzani siap menghadapi mediasi hingga sidang kasus dugaan pemerasan dan tindak pidana pencucian uang.

"Yang jelas, kami tetap pada pedoman kami bahwa ada persoalan-persoalan prinsip di dalam kejadian di November 2024," pungkas Fahmi.