Dikenal sebagai sosok yang vokal dalam menyuarakan aspirasi masyarakat, Jefri Nichol kali ini memilih untuk tidak turun ke jalan menolak revisi UU TNI yang disahkan oleh DPR RI pekan lalu. Namun, diamnya Jefri bukan berarti ia setuju dengan keputusan tersebut.

Dalam cuitan di akun Twitter pribadinya, Jefri mengungkapkan rasa malasnya untuk turun ke jalan, terinspirasi dari pengalaman buruk saat berpartisipasi dalam demo menolak Undang-undang Cipta Kerja dua tahun lalu. Ia merasa terganggu dengan perilaku beberapa demonstran yang lebih suka mencari kesalahan daripada saling mendukung.

"Yang bikin males turun tu ya orang-orang kaya gini salah satunya, padahal lagi sama-sama perjuangin sesuatu bukannya saling rangkul malah cari-cari kesalahan sama mau keliatan paling pinter," tulis Jefri dikutip dari akun X-nya. 

Setelah itu, ketika ditanya oleh awak media mengenai pasal-pasal yang bermasalah dalam UU TNI, Jefri mengaku tidak hafal detailnya, tetapi ia memahami poin-poin yang perlu dikritisi.

"(Tahun) 2023 pas gua turun gua ditanya sama wartawan pasal berapa yang bermasalah, gua sebutin isi pasalnya yang mana tapi kalo pasal berapa tepatnya atau pasal-pasal lain ya gua ga hafal di luar kepala. Liat aja di Google atau di akun-akun yang bahas politik kalo mau lebih lengkapnya," jelasnya. 

Ia merasa dipermalukan oleh rekan-rekannya yang seharusnya memiliki semangat perjuangan yang sama. Setelah mendengar kabar tidak sedap, Jefri memilih untuk mundur dari keramaian.

"Yang diperjuangin juga kadang kek t*i sih, pengennya keliatan pinter sendiri bukannya ngerangkul," katanya. 

Meskipun demikian, ia tetap menunjukkan dukungannya dengan membagikan artikel-artikel terkait demo menolak revisi UU TNI. Ia juga mencuit tentang kondisi rupiah yang melemah terhadap dolar AS dan situasi di Malang, Jawa Timur, di tengah pengesahan revisi UU TNI.