Brilio.net - Pernikahan putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep hanya tinggal menghitung hari. Diketahui Kaesang Pangarep dan Erina Gudono akan melangsungkan pernikahan pada 10 Desember 2022 mendatang.

Semua persiapan nikah telah dipersiapkan oleh Kaesang dan Erina, salah satunya yakni jamuan ngunduh mantu keluarga Presiden Jokowi. Rencananya acara tersebut akan diselenggarakan di Pura Mangkunegaran Solo. Melaksanakan ngunduh mantu di Pura Mangkunegaran, ada beberapa pantangan yang harus diperhatikan oleh Kaesang dan Erina.

Dilansir brilio.net dari liputan6.com pada Jumat (2/12), pihak Asmoro Decoration membeberkan setidaknya ada tiga pantangan saat menggelar jamuan ngunduh mantu keluarga Presiden Jokowi dari aspek layout hingga tata letak gamelan istana.

 

 

1. Tidak boleh membelakangi peringgitan.

pantangan di Pura Mangkunegaran © 2022 brilio.net

foto: Instagram/@kaesang

Pada Pura Mangkunegaran Solo, terdapat peringgitan yang merupakan kawasan singgasana raja. Para tamu Kaesang Pangarep dan Erina Gudono tak diizinkan mengakses kawasan sakral tersebut selama jamuan makan.

“Bahwa di situ adalah tempat untuk menerima tamu. Secara layout tidak boleh membelakangi peringgitan, ada long table untuk VVIP itu juga lenggah (posisi duduk) tidak boleh membelakangi peringgitan,” jelas Art Director Asmoro Decoration, Pandji Vasco da Gama, mengulas jamuan di Pura Mangkunegaran Solo.

2. Peringgitan tidak dibuka untuk umum.

pantangan di Pura Mangkunegaran © 2022 brilio.net

foto: Instagram/@kaesang

Pandji Vasco da Gama menjelaskan bahwa tamu undangan tidak boleh masuk ke area peringgitan karena peringgitan tidak dibuka untuk umum.

“(Kedua) peringgitan juga tidak dibuka untuk umum. Masyarakat undangan tidak bisa ke sana. Termasuk lay out flow-nya sudah dipikirkan bukan dari kami, supaya tidak ke area peringgitan,” lanjutnya memaparkan.

3. Tidak boleh menurunkan gamelan pusaka.

pantangan di Pura Mangkunegaran © 2022 brilio.net

foto: Instagram/@kaesang

Melansir dari video jumpa pers di kanal YouTube Berita Surakarta pekan ini, pantangan ketiga membahas soal sejumlah gamelan pusaka yang berada di pendapa ageng, pantang diturunkan.

“Untuk gamelan, ada beberapa gamelan yang tidak boleh turun dari pendapa. Bisa dipindah tapi tidak boleh turun (dari area sakralnya),” Pandji Vasco da Gama menerangkan kemudian mengingatkan ini bukan sembarang gamelan.

Dikutip dari merdeka.com, di sudut Pendapa Ageng Pura Mangkunegaran Solo terdapat gamelan pusaka, yakni Kyai Kenyut Mesem, Kyai Seton, dan Kyai Lipur Sari sebagai gamelan terbaru.

Gamelan ini ditabuh setiap Rabu untuk mengiringi latihan tari dan seni pertunjukan bagi wisatawan. Sementara itu, Kyai Seton usianya lebih dari seabad. Ia ditabuh setiap Sabtu untuk mengiringi upacara-upacara adat istana.

“(Jadi nantinya) tamu yang lenggah diwanti-wanti tidak boleh membelakangi peringgitan (singgasana raja). Audiens duduknya Timur ke Barat, pelaminan juga begitu,” bebernya kepada rekan media.