Brilio.net - Nama Wirda Salamah Ulya, atau lebih dikenal sebagai Wirda Mansur, tengah menjadi sorotan usai dituduh melakukan penipuan terhadap anggota komunitas Millennial Anti Bokek (MAB). Ia disebut menunggak utang sebesar Rp9 miliar kepada anggota komunitas yang ia dirikan.
Kasus ini mencuat setelah akun X (Twitter) @basoikanggrobak membagikan surat terbuka berisi tuntutan agar Wirda segera melunasi kewajibannya. "Uang hasil penjualan produk dan pendaftaran member hingga miliaran rupiah tidak pernah dikembalikan. Banyak yang dirugikan," tulis salah satu anggota MAB dalam unggahan yang kini viral.
Dalam unggahan tersebut, terlampir pula bukti percakapan dari anggota komunitas yang mengaku merasa tertipu. Mereka mengklaim telah membayar biaya keanggotaan serta investasi dalam komunitas tersebut, namun tidak mendapatkan keuntungan atau manfaat sesuai yang dijanjikan.
Menanggapi tuduhan ini, Wirda Mansur akhirnya buka suara dan memberikan klarifikasi terkait sistem bisnis MAB serta isu dana miliaran rupiah yang diklaim dikumpulkan dari anggota.
"MAB adalah komunitas berbasis afiliasi yang kami dirikan dengan niat membantu masyarakat, terutama di tengah kondisi sulit saat pandemik (saat itu). Konsepnya adalah memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk mendapatkan penghasilan dari rumah dengan modal minim, melalui sistem affiliate marketing," kata Wirda dalam unggahan klarifikasinya, dikutip brilio.net dari Instagram @wirda_mansur pada Kamis (20/2).
foto: Instagram/@wirda_mansur
Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa MAB telah berkembang dari sekadar komunitas menjadi platform bisnis berbasis afiliasi yang dikenal sebagai MABCommerce. Platform ini memungkinkan anggota menjual berbagai produk tanpa perlu mengurus stok atau logistik, karena semua proses pengemasan dan pengiriman dilakukan oleh tim MAB.
Setiap anggota yang bergabung mendapatkan akses ke produk yang dapat dijual dengan sistem komisi. Keuntungan yang diperoleh bergantung pada tingkat aktivitas mereka dalam menjalankan sistem tersebut. Selain itu, MAB juga menyediakan berbagai materi pembelajaran bisnis, mentoring, serta sesi edukasi untuk membantu anggota memahami strategi pemasaran yang efektif.
"Yang membedakan MAB adalah keberadaan Online Course yang kami sediakan untuk para anggota. Biaya yang dibayarkan oleh member bukan sekadar 'daftar masuk'. Tetapi untuk Tools Edukasi, Modul Pembelajaran, Sesi Mentoring, Training-Training, Zoom-Zoom Online, sampai kegiatan religi, riyadhah, dll keagamaan. Untuk membangun mental spiritual yang bagus," jelasnya.
Terkait tuduhan mengenai jumlah uang yang terkumpul dari anggota, Wirda membantah klaim adanya penggalangan dana Rp9 miliar dari 90 ribu anggota. Ia menegaskan bahwa angka 90 ribu tersebut tidak merujuk pada jumlah anggota berbayar, melainkan total partisipan yang pernah mengikuti program gratis, webinar, serta subscriber Telegram.
foto: Instagram/@wirda_mansur
"Kami juga ingin mengklarifikasi mengenai angka-angka yang beredar di publik. Soal angka 9M rupiah dan 90rb member. Angka 90 ribu member yang sering disebut bukanlah jumlah member berbayar. Melainkan total partisipan yang pernah ikut program gratis, webinar, dan subscriber Telegram," ujar Wirda.
Ia menambahkan bahwa jumlah anggota berbayar sebenarnya jauh lebih kecil dengan variasi biaya pendaftaran mulai dari Rp100 ribu, Rp50 ribu, Rp25 ribu, hingga Rp20 ribu. Dengan demikian, klaim bahwa MAB mengumpulkan dana hingga Rp9 miliar dari anggotanya dinilai tidak benar.
"Jumlah member aktif yang benar-benar berlangganan jauh lebih kecil dengan variasi biaya pendaftaran yang berbeda, mulai dari Rp100.000, Rp50.000, Rp25.000, hingga Rp20.000. Sehingga dapat ditekankan secara tegas bahwa ISSUE 100 ribu x 90 ribu member, sehingga jumlahnya adalah 9M, TIDAKLAH BENAR," tegasnya.
Dalam pernyataan resminya, Wirda juga menekankan bahwa MAB bukanlah skema investasi atau sistem keuangan tertentu. Ia menyebut komunitas ini sebagai platform edukasi, komunitas bisnis, dan mentorship bagi para anggotanya.
foto: Instagram/@wirda_mansur
"MAB selalu bertujuan sebagai Platform Edukasi, Komunitas, Mentorship, bukan Bisnis Investasi atau Skema Keuangan tertentu. Sangat sangat bukan. Ini sekolah, ini training, ini kursus, ini pelatihan, ini kelas, ini komunitas, yang juga belajar dan mengajar, berbagi, berkegiatan, dan mengajak, untuk jualan, bertahan hidup, dan sukses," jelasnya.
Meskipun saat ini komunitas MAB mengalami kendala, Wirda memastikan bahwa mereka tengah berupaya untuk kembali aktif dan memperbaiki sistem yang ada. Ia meminta dukungan serta doa dari masyarakat agar komunitas ini bisa bangkit kembali.
"Saat ini, MAB sedang dalam proses untuk bangkit kembali. Sebab kami juga tidak menetapkan biaya berbayar bulanan. Tidak ada. Mohon doanya agar kami dapat hadir kembali dan berjalan dengan sistem yang lebih baik," tutupnya.
Recommended By Editor
- 11 Potret rumah Wirda Mansur yang mewah, punya kebun sayuran di rooftop
- 9 Kontroversi Wirda Mansur, ngaku lulusan Oxford hingga dugaan penipuan dengan kerugian nyaris Rp9 M
- Wirda Mansur sukses jadi pengusaha muda punya kamar pribadi seperti hotel bintang lima, 11 potretnya
- Serasa tidur di hotel pribadi, 11 potret kamar Wirda Mansur ini ada area working space mungil
- Dulu naksir Abdul Mateen kini ke Pangeran Malaysia, ini 9 potret Tengku Hassanal incaran Wirda Mansur
- 11 Penampakan rumah Wirda Mansur, punya kandang ayam di pekarangan
- Wirda Mansur ngaku dikasih mobil Rp 1,4 M usai sedekah Rp 50 juta



































