Brilio.net - Sebelum dikenal luas sebagai penyanyi, Indahkus ternyata pernah menjalani profesi sebagai dokter. Namun di balik profesi yang terlihat bergengsi itu, dia justru mengalami masa-masa sulit secara finansial yang jarang diketahui publik.

Perjuangan Indahkus sebagai dokter sempat membawanya pada titik jenuh. Pendapatannya yang kecil tak sebanding dengan tenaga dan waktu yang dikorbankan setiap harinya saat menangani pasien.

Dalam sebuah wawancara, Indahkus secara terbuka menceritakan realita pahit yang dia hadapi saat berpraktik sebagai dokter. Dia mengaku hanya menerima bayaran yang sangat kecil untuk setiap pasien, baik yang menggunakan layanan BPJS maupun umum.

Dia menggambarkan betapa beratnya perjuangan menjadi dokter, apalagi saat harus bolak-balik bekerja di klinik umum yang letaknya cukup jauh dari tempat tinggalnya. Meski pasiennya banyak dan suasananya menyenangkan, pendapatannya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Indah Kus jadi dokter dibayar Rp2 ribu per pasien BPJS © 2025 YouTube

foto: YouTube/Tema Indonesia

"Sampai aku merasa, bentar-bentar, ini aku mati-matian kerja jadi dokter. Misalkan aku pernah juga di waktu yang sama kerja klinik umum juga dan agak jauh, tapi aku seneng banyak pasiennya," ungkap Indahkus, dikutip brilio.net dari Tema Indonesia, Kamis (10/7).

Dalam cerita lanjutannya, dia mengenang masa-masa ketika harus menginap di klinik selama beberapa hari karena sibuk melayani pasien. Walau pekerjaannya terasa memuaskan secara batin, secara finansial ia merasa kelelahan yang dia alami tidak sebanding dengan hasilnya.

"Bisa nginep, 2-3 hari kebetulan yang punya klinik seniorku. Senang, menyenangkan, tapi padarnya bentar, kok aku udah 1 bulan ngos-ngosan. Kagak ada waktu, hampir 24 jam, tapi cicilan nggak nutup," jelasnya.

Kondisi ini membuatnya mulai berpikir ulang soal pilihannya menjalani profesi dokter. Dia mulai sadar ada ketimpangan antara penghasilan dan beban kerja yang selama ini dia jalani.

Indah Kus jadi dokter dibayar Rp2 ribu per pasien BPJS © 2025 YouTube

foto: YouTube/Tema Indonesia

"Itu baru mulai mikir. Bentar, kenapa ya, aku di klinik umum itu baru menyadari kalau pasien BPJS itu 2 ribu dokternya, kalau umum 5 ribu," tuturnya.

Indah menambahkan, penghasilannya hanya bisa lebih besar jika ada tindakan medis darurat seperti menangani pasien luka berat. Misalnya saat harus melakukan penanganan cepat terhadap pasien kecelakaan yang harus dijahit di tempat.

"Kecuali ada pasien yang kayak tiba-tiba kecelakaan, harus aku jahit di tempat," katanya.

Puncaknya terjadi saat pandemi COVID-19 melanda dan aktivitas medis berubah drastis. Selama tiga tahun berjalan, dia akhirnya memberanikan diri mengutarakan niatnya kepada sang ibu untuk fokus berkarier di bidang musik.

"Sampai akhirnya COVID dan tiga tahun berjalan aku akhirnya bilang sama ibu, ‘Boleh nggak aku fokus ke musik?’. Itu juga nggak langsung disetujui, aku butuh tiga tahun sampai cicilan nutup," kenangnya.