Brilio.net - Meninggalnya Ashraf Sinclair pada 18 Februari 2020 lalu membuat banyak orang masih tak percaya. Sebab aktor asal Malaysia itu dikenal sebagai sosok yang selalu menerapkan pola hidup sehat. Kepergiannya pun tak hanya menyisakan luka bagi keluarga dan kerabat dekatnya saja, namun sejumlah warganet juga turut sedih atas meninggalnya suami dari penyanyi dan aktris cantik Tanah Air, Bunga Citra Lestari (BCL) itu.

Sampai saat ini, keluarga besar almarhum pun masih tak menyangka jika Ashraf pergi secepat itu meninggalkan mereka. Hal tersebut disampaikan oleh penyiar radio dan artis, Aishah Jennifer atau yang akrab dengan sapaan Aishah Sinclair. Aishah mengenang ketika ia mendengar kabar bahwa sang kakak meninggal dunia. Kala itu ia bersiap-siap untuk siaran radio di Mix FM jam 05.48 pagi.

Seperti diketahui, Aishah mengendalikan program Mix Breakfast mulai jam 06.00 hingga 10.00 di stasiun radio tersebut. Namun pagi itu, ketika ia hendak mengudara, tiba-tiba saja sang ibu menghubunginya dan menyampaikan kabar duka tersebut.

"Mungkin sekitar 5 menit lagi mau live. Saya sudah meletakkan tas, tiba-tiba saja telepon berbunyi dan saya lihat ibu yang menelepon. Memang dalam hati ini pasti ada sesuatu. Setelah saya jawab teleponnya, ibu menyampaikan kabar duka tersebut. Ashraf sudah tidak ada," ujarnya, seperti dikutip brilio.net dari akun Instagram @intrendmalaysia, Kamis (5/3).

Aishah yang mendengar kabar tersebut awalnya merasa tidak yakin. Pikirannya langsung berkecamuk dan hati kecilnya mengajak untuk tidak mempercayai kabar itu.

"Ummi, come down. I can't hear. And than she talk to me," ujarnya. Lagi-lagi ia masih tak percaya dengan berita yang disampaikan sang ibu.

Namun pada saat itu juga Aishah langsung menghubungi suaminya untuk minta dijemput. Ia pun meminta izin pada pihak kantor untuk tidak melakukan siaran radio karena ada hal cukup mendesak. Setelah itu Aishah masih berusaha mencari kebenaran mengenai berita tersebut dari sang ayah. Ia menelepon ayahnya untuk memastikan apakah berita dari Jakarta itu benar.

Setelah itu ia meminta beberapa pihak untuk membantu semua kebutuhannya, mulai dari tiket menyiapkan semua keperluan untuk dibawa dan lain sebagainya. Akhirnya mereka pun segera berangkat ke Jakarta. Sesampainya di kediaman Ashraf, mereka sekeluarga bingung dengan apa yang terjadi. Mereka pun menatap jasad Ashraf untuk yang terakhir kalinya.

"Sampai di rumah Ashraf, kita melihat Ashraf sudah di tempatnya. Kita pun melihat wajah Ashraf. Kemudian Ashraf di kafan dan kita antar ke makam," kata Aishah.

Aishah merasa apa yang terjadi adalah seperti mimpi. Ia benar-benar tak percaya dengan perginya sang kakak menghadap Illahi. Aishah menceritakan hal itu sambil menangis, baginya apa yang terjadi benar-benar tidak terduga dan sangat berat bagi keluarganya.

Aishah mengatakan bahwa dirinya dan keluarga sangat senang berkunjung ke Jakarta. Entah itu hanya sekadar berlibur atau hanya bertemu dengan Ashraf dan BCL. Namun kali itu ketika ia harus ke Jakarta, rasanya sangat berbeda.

Jika sebelumnya ke Jakarta dengan penuh kegembiraan karena bisa berkumpul bersama, namun ketika berita duka tersebut, Aishah merasa hal itu benar-benar menyakitkan.

Aishah mengaku bahwa dirinya sampai sekarang tak percaya bahwa kakaknya itu sudah tidak ada. Apakah ini benar, apakah ini nyata, ia masih tak percaya. Mengapa sang kakak pergi begitu cepat.

"Sampai sekarang pun terkadang, 'Ih, abang sudah tidak ada'," kata Aishah.

"This is real, yes, this is real," lanjutnya.

Meski ia sangat sedih atas kepergian Ashraf, namun ada satu hal yang cukup ia banggakan adalah semua orang menyayangi Ashraf, tak hanya di Malaysia saja namun Indonesia juga. Terlihat bagaimana kabar kepergian Ashraf menjadi berita yang cukup menggemparkan, media tak pernah putus setiap harinya untuk meliput. Bahkan ketika BCL dan keluarga datang ke makam Ashraf, banyak media ikut membantu mengabarkan apa yang sedang terjadi di sana setiap saat.

"One think, yang saya tahu bahwa Ashraf tidak hanya disayangi di Malaysia, namun juga di Indonesia. So i think moment like that, walaupun kami bersedih karena Ashraf sudah tidak ada, tapi bahagia karena dia pergi dalam keadaan yang sangat tenang. Meninggalkan sesuatu yang sangat baik. Semua cerita mengenai kebaikan Ashraf hingga sekarang, itu yang menenangkan hati," paparnya.

"Of course kita sedih, and of course we hurt, we sad. Tapi, I can't be angry because nomor satu mungkin kehendak Allah. Kita yang merancang, Allah yang menentukan," pungkasnya.