Indikasi dan manfaat menggunakan MAP (Mean Arterial Pressure).

Rumus MAP © 2023 brilio.net

foto: freepik.com

Mean Arterial Pressure (MAP) adalah sebuah indikator penting yang digunakan dalam pemantauan tekanan darah. MAP memberikan informasi yang lebih komprehensif tentang tekanan darah rata-rata selama satu siklus jantung daripada hanya mengandalkan tekanan sistolik atau diastolik.

Dapat dikatakan, rumus MAP sebagai parameter penting dalam pengaturan medis dan klinis karena memberikan gambaran yang lebih baik tentang perfusi organ-organ tubuh. Di bawah ini adalah beberapa indikasi dan manfaat utama dari pengukuran MAP:

1. Monitoring kesehatan organ

Rumus MAP membantu dalam memantau perfusi organ-organ vital seperti otak, jantung, dan ginjal. Jika MAP rendah, organ-organ ini mungkin tidak menerima cukup aliran darah, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.

2. Pemantauan pasien kritis

Rumus MAP sering digunakan untuk memantau pasien yang mengalami keadaan kritis, seperti pasien di unit perawatan intensif (ICU). Pemantauan MAP yang cermat dapat membantu dalam menilai respons terhadap perawatan dan tindakan medis.

3. Menilai kebutuhan cairan

Dapat dipahami bahwa MAP juga dapat membantu dalam menilai kebutuhan cairan pasien. Peningkatan MAP dapat mengindikasikan bahwa pasien memerlukan lebih banyak cairan intravena, sedangkan penurunan MAP dapat menunjukkan kelebihan cairan atau keadaan lain yang memerlukan perhatian medis.

4. Evaluasi efek obat

Rumus MAP juga sering digunakan untuk mengukur respons terhadap obat-obatan yang memengaruhi tekanan darah. Ini dapat membantu dalam mengatur dosis obat atau mengidentifikasi efek samping yang berkaitan dengan perubahan MAP.

5. Menilai kinerja jantung

MAP juga memberikan gambaran tentang kinerja jantung. Perubahan MAP dapat mengindikasikan masalah kardiovaskular atau disfungsi jantung.

6. Penilaian status kesehatan umum

MAP dapat digunakan sebagai indikator status kesehatan umum pasien. Nilai MAP yang rendah atau tinggi dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang mendasarinya.

7. Panduan pengobatan

Bagi Dokter sendiri, rumus MAP dapat digunakan sebagai nilai MAP dalam mengambil keputusan terkait pengobatan, seperti pemberian obat vasopresor untuk meningkatkan tekanan darah pada pasien yang mengalami tekanan darah rendah.

Contoh soal rumus MAP (Mean Arterial Pressure) dan jawabannya.

Rumus MAP © 2023 brilio.net

foto: freepik.com

Soal 1

Seorang pasien memiliki tekanan darah 140/90 mmHg. Berapakah tekanan arteri rata-ratanya?

Jawaban:

Tekanan arteri rata-rata dapat dihitung dengan rumus berikut:

MAP = (2 x DBP + SBP) / 3

Keterangan:

- DBP adalah tekanan darah diastolik, yaitu tekanan darah saat jantung beristirahat di antara denyutan.
- SBP adalah tekanan darah sistolik, yaitu tekanan darah saat jantung berkontraksi dan memompa darah.

Jadi, tekanan arteri rata-rata pasien adalah:

MAP = (2 x 90 + 140) / 3
MAP = (180 + 140) / 3
MAP = 320 / 3
MAP = 106,7 mmHg

Soal 2

Seorang pasien memiliki tekanan darah 120/80 mmHg dan pulse pressure 40 mmHg. Berapakah tekanan arteri rata-ratanya?

Jawaban:

Tekanan arteri rata-rata dapat dihitung dengan rumus berikut:

MAP = DBP + 1/3 PP

Keterangan:

- DBP adalah tekanan darah diastolik, yaitu tekanan darah saat jantung beristirahat di antara denyutan.
- PP adalah tekanan darah sistolik dikurangi tekanan darah diastolik.

Jadi, tekanan arteri rata-rata pasien adalah:

MAP = 80 + 1/3 x 40
MAP = 80 + 13,3
MAP = 93,3 mmHg

Soal 3

Seorang pasien memiliki cardiac output 4 L/min dan total peripheral resistance 20 mmHg/L/min. Berapakah tekanan arteri rata-ratanya?

Jawaban:

Tekanan arteri rata-rata dapat dihitung dengan rumus berikut:

MAP = CO x TPR

Keterangan:

- CO adalah volume darah yang dipompa oleh jantung per menit, biasanya diukur dalam liter per menit (L/min).
- TPR adalah hambatan aliran darah di pembuluh darah, biasanya diukur dalam mmHg per liter per menit (mmHg/L/min).

Jadi, tekanan arteri rata-rata pasien adalah:

MAP = 4 x 20
MAP = 80 mmHg

Soal 4

Seorang pasien memiliki tekanan arteri rata-rata 90 mmHg dan tekanan darah diastolik 60 mmHg. Berapakah tekanan darah sistoliknya?

Jawaban:

Tekanan darah sistolik dapat dihitung dengan rumus berikut:

SBP = MAP + 1/3 PP

Keterangan:

- SBP adalah tekanan darah sistolik, yaitu tekanan darah saat jantung berkontraksi dan memompa darah.
- MAP adalah tekanan arteri rata-rata, yaitu tekanan yang mendorong darah melewati sistem sirkulasi.
- PP adalah tekanan darah sistolik dikurangi tekanan darah diastolik.

Untuk mengetahui tekanan darah sistolik, kita perlu mengetahui pulse pressure terlebih dahulu. Pulse pressure dapat dihitung dengan rumus berikut:

PP = 3 x (MAP - DBP)

Keterangan:

- DBP adalah tekanan darah diastolik, yaitu tekanan darah saat jantung beristirahat di antara denyutan.

Jadi, pulse pressure pasien adalah:

PP = 3 x (90 - 60)
PP = 3 x 30
PP = 90 mmHg

Dan tekanan darah sistolik pasien adalah:

SBP = MAP + 1/3 PP
SBP = 90 + 1/3 x 90
SBP = 90 + 30
SBP = 120 mmHg

Soal 5

Seorang pasien memiliki tekanan darah sistolik 150 mmHg dan tekanan darah diastolik 100 mmHg. Berapakah pulse pressure dan tekanan arteri rata-ratanya?

Jawaban:

Pulse pressure adalah selisih antara tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Pulse pressure dapat dihitung dengan rumus berikut:

PP = SBP - DBP

Keterangan:

- SBP adalah tekanan darah sistolik, yaitu tekanan darah saat jantung berkontraksi dan memompa darah.
- DBP adalah tekanan darah diastolik, yaitu tekanan darah saat jantung beristirahat di antara denyutan.

Jadi, pulse pressure pasien adalah:

PP = 150 - 100
PP = 50 mmHg

Tekanan arteri rata-rata adalah tekanan yang mendorong darah melewati sistem sirkulasi. Tekanan arteri rata-rata dapat dihitung dengan rumus MAP berikut:

MAP = DBP + 1/3 PP

Keterangan:

- DBP adalah tekanan darah diastolik, yaitu tekanan darah saat jantung beristirahat di antara denyutan.
- PP adalah tekanan darah sistolik dikurangi tekanan darah diastolik.

Jadi, tekanan arteri rata-rata pasien adalah:

MAP = 100 + 1/3 x 50
MAP = 100 + 16,7
MAP = 116,7 mmHg