Brilio.net - Belakangan ini, dunia investasi di Indonesia tengah ramai diperbincangkan karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang cukup tajam. Tepat pada 19 Juni 2025, IHSG sempat terperosok di bawah level 7.000, menekan hampir seluruh sektor saham. Kondisi ini membuat banyak investor bertanya-tanya, "Mengapa harga saham bisa anjlok sedalam ini?" Yuk, kita kupas tuntas dengan penjelasan yang mudah dimengerti!

Penurunan di pasar saham memang bisa membuat banyak orang was-was. Namun, tak perlu langsung panik. Ada sejumlah faktor yang saling berkaitan di balik melemahnya IHSG. Faktor-faktor tersebut antara lain meliputi dinamika ekonomi global, kebijakan suku bunga, hingga meningkatnya tensi geopolitik—terutama yang terjadi di kawasan Timur Tengah. Sebagai contoh, langkah The Federal Reserve yang mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,5% dan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi AS menjadi 1,4% turut memicu sikap hati-hati para pelaku pasar, baik di tingkat global maupun regional, termasuk Indonesia.

Di sisi lain, sektor keuangan menjadi salah satu yang paling merasakan dampaknya. Saham-saham bank besar seperti BBRI, BMRI, dan BBCA mengalami tekanan yang cukup berat. Situasi ini juga memicu penurunan nilai transaksi serta menyusutnya kapitalisasi pasar. Ditambah lagi dengan sentimen negatif dari dinamika politik, ketidakjelasan regulasi, dan faktor teknikal dalam perdagangan saham, semua itu memperburuk pelemahan pasar. Jadi, koreksi harga saham bukan sekadar deretan angka merah, melainkan cerminan dari meningkatnya kekhawatiran investor terhadap berbagai kondisi yang tengah berkembang.

Berikut ulasan lengkapnya yang dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (19/6).

Mengapa saham bisa turun drastis?

Kenapa saham bisa turun drastis © 2025 brilio.net

Kenapa saham bisa turun drastis
© 2025 brilio.net/AI/Meta

1. Faktor ekonomi dan kebijakan moneter

Saat ekonomi menunjukkan tanda perlambatan atau resesi, investor cenderung khawatir akan dampaknya terhadap pendapatan perusahaan. Kebijakan suku bunga yang tinggi juga membuat biaya pinjaman naik sehingga mengurangi daya beli dan investasi. Contohnya, keputusan The Fed dan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan membuat pasar saham tertekan.

2. Sentimen geopolitik dan politik

Ketegangan geopolitik, seperti yang terjadi di Timur Tengah saat ini, menimbulkan ketidakpastian yang membuat investor memilih untuk menjual saham dan beralih ke aset yang lebih aman. Berita politik yang tidak pasti juga bisa memicu aksi jual besar-besaran di pasar saham.

3. Alasan teknikal dan sentimen pasar

Banyak trader menggunakan analisis teknikal untuk mengambil keputusan jual beli. Saat harga saham mulai turun, aksi jual bisa menjadi berantai karena ketakutan dan kepanikan, yang akhirnya mempercepat penurunan harga saham secara drastis.

4. Kinerja perusahaan dan berita negatif

Jika sebuah perusahaan mengalami masalah atau ada berita negatif yang merusak citra perusahaan, harga sahamnya bisa turun tajam. Investor biasanya merespons berita tersebut dengan menjual sahamnya agar terhindar dari kerugian lebih besar.

Dampak penurunan saham terhadap ekonomi

Penurunan IHSG yang tajam bukan hanya membuat investor rugi, tapi juga berdampak signifikan pada perekonomian nasional. Perusahaan akan kesulitan mendapatkan pendanaan untuk ekspansi bisnis, dan investor menjadi lebih berhati-hati menanamkan modalnya. Hal ini bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi, melemahkan nilai tukar rupiah, serta meningkatkan risiko inflasi karena daya beli masyarakat menurun. Jadi, kondisi pasar saham yang lesu ini perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak.

Tips menghadapi saham yang turun drastis

Kalau kamu seorang pemula yang sedang mengalami penurunan harga saham, jangan langsung panik dan jual saham secara terburu-buru (panic selling). Ingatlah tujuan investasi jangka panjangmu, misalnya dana pensiun atau pendidikan anak. Tetap tenang, pantau perkembangan pasar, dan pelajari informasi terbaru agar bisa mengambil keputusan yang tepat. Banyak investor sukses justru mendapatkan keuntungan setelah pasar pulih dari penurunan besar sebelumnya.

Dengan memahami alasan di balik penurunan saham dan dampaknya, kamu bisa lebih bijak dalam mengelola investasi. Ingat, pasar saham memang penuh dinamika, tapi dengan pengetahuan yang tepat, kamu bisa tetap tenang dan memanfaatkan peluang yang ada. Yuk, terus belajar dan ikuti perkembangan pasar supaya investasi kamu makin cerdas!