Brilio.net - Bekerja di era digital seperti sekarang memang bikin kepala pusing dengan tumpukan deadline yang nggak ada habisnya. Inbox email terus banjir notifikasi dari klien hingga atasan yang minta update progress kerjaan. Target bulanan yang harus kejar plus meeting mendadak bikin jadwal kerja jadi berantakan.
Menjaga kewarasan di tengah rutinitas kerja yang padat itu penting banget. Kalau nggak punya strategi yang tepat, bisa-bisa kamu malah jadi kehilangan semangat bahkan picu burnout. Nah, ada beberapa tips simpel yang bisa bikin kamu tetap santai tapi tetap produktif.
Mulai dari atur waktu sampai nyempetin buat istirahat sejenak, banyak kok trik kecil yang bisa bantu kamu hadapi hari kerja. Dengan kebiasaan-kebiasaan ini, kamu bisa tetap enjoy di tengah padatnya jadwal. Yuk, bahas tipsnya biar kamu tetap happy dan waras di tengah kesibukan, dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Minggu (3/11).
1. Terapkan metode time blocking untuk manajemen waktu.
foto: freepik.com/benzoix
Metode time blocking merupakan cara mengatur jadwal dengan membagi waktu kerja ke dalam blok-blok khusus untuk tugas tertentu. Misalnya, blok pagi jam 9-11 khusus untuk mengerjakan laporan, jam 11-12 untuk membalas email, dan jam 13-15 untuk meeting.
Metode ini membantu fokus pada satu pekerjaan tanpa terganggu multitasking yang justru bikin overwhelmed. Penelitian dari University of California menunjukkan butuh rata-rata 23 menit untuk kembali fokus setelah terganggu di tengah pekerjaan. Time blocking juga memberi ruang istirahat yang jelas antar tugas.
2. Kenali dan hormati batas energi diri sendiri.
Setiap orang punya peak hours atau jam-jam dimana energi dan fokusnya maksimal. Ada yang paling produktif di pagi hari, tapi ada juga yang baru bisa fokus saat sore. Atur jadwal kerja sesuai peak hours kamu lalu tempatkan tugas-tugas berat saat energi sedang tinggi.
Sisakan pekerjaan ringan untuk waktu low energy. Jangan maksakan diri bekerja terus saat sudah lelah karena justru bikin kualitas kerja menurun dan rentan bikin kesalahan.
3. Prioritaskan tugas dengan matriks eisenhower.
Matriks eisenhower membagi tugas berdasarkan tingkat urgensi maupun kepentingannya. Kategorikan semua pekerjaan ke dalam 4 kuadran:
- Penting & mendesak (dikerjakan sekarang)
- Penting tapi tidak mendesak (dijadwalkan)
- Tidak penting tapi mendesak (didelegasikan)
- Tidak penting & tidak mendesak (dihapus/ditunda)
Dengan begini kamu bisa lebih bijak menentukan mana yang harus dikerjakan duluan dan mana yang bisa ditunda tanpa merasa bersalah.
4. Terapkan teknik pomodoro untuk menjaga fokus.
Teknik pomodoro membagi waktu kerja dalam interval 25 menit fokus penuh diikuti istirahat 5 menit. Setelah 4 sesi pomodoro, ambil istirahat lebih panjang 15-30 menit.
Metode ini mencegah kelelahan mental karena otak diberi jeda regular untuk recovery. Penelitian dari DeskTime menunjukkan interval kerja-istirahat ideal adalah 52 menit kerja diikuti 17 menit istirahat. Sesuaikan durasi dengan kondisi dan preferensi pribadi.
5. Buat sistem penyimpanan informasi yang terorganisir.
Gunakan tools digital seperti Notion, Evernote atau Microsoft OneNote untuk menyimpan catatan, dokumen maupun informasi penting secara terstruktur.
Buat folder maupun tag yang jelas agar mudah mencari file saat dibutuhkan. Simpan template serta SOP untuk tugas rutin supaya tidak perlu mulai dari nol setiap kali. System yang rapi menghemat waktu sekaligus energi mental dari kebingungan mencari data.
6. Lakukan digital declutter secara rutin.
Bersihkan inbox email, hapus file yang tidak terpakai, unsubscribe newsletter yang jarang dibaca, lalu atur notifikasi di HP/laptop supaya tidak overwhelming. Terlalu banyak stimulus digital membuat otak lelah memproses informasi. Riset Microsoft menunjukkan 50% pekerja merasa produktivitasnya menurun karena distraksi notifikasi. Batasi jumlah tab browser yang dibuka sekaligus untuk mengurangi cognitive load.
7. Tetapkan batasan yang jelas dengan rekan kerja.
Komunikasikan jam kerja maupun response time yang wajar ke rekan kerja. Tidak perlu selalu available 24/7 atau langsung membalas chat/email di luar jam kerja. Gunakan fitur status di apps chat kerja untuk memberi tahu kapan sedang fokus ataupun tidak bisa diganggu. Batasan yang jelas mencegah burnout karena merasa harus selalu siaga.
8. Sisipkan self care di sela rutinitas kerja.
Lakukan mindful breathing 5-10 menit saat mulai merasa stres. Stretching ringan tiap 1-2 jam untuk meredakan ketegangan otot. Minum air putih secara rutin lalu makan siang tepat waktu dengan gizi seimbang. Penelitian Harvard Business Review membuktikan self care sederhana ini membantu menjaga performa kerja serta kesehatan mental tetap optimal dalam jangka panjang.
9. Buat reward system untuk diri sendiri.
Tetapkan reward kecil setelah menyelesaikan tugas berat atau mencapai target. Misalnya jalan-jalan singkat, beli makanan favorit, hingga nonton 1 episode series. Reward memicu dopamin yang membuat otak lebih semangat menghadapi tantangan berikutnya. Tapi ingat porsinya secukupnya saja, jangan sampai reward jadi prokrastinasi berkepanjangan.
10. Evaluasi dan sesuaikan sistem kerja secara berkala.
Review apakah sistem kerja yang diterapkan efektif atau perlu penyesuaian. Catat apa yang bikin produktif dan apa yang justru bikin stress. Setiap orang punya gaya kerja berbeda, jadi tidak semua tips di atas harus diikuti sama persis. Ambil yang cocok sekaligus modifikasi sesuai kebutuhan. Yang terpenting menemukan ritme kerja yang sustainable dalam jangka panjang.
Recommended By Editor
- 5 Resep serba daging ala Nusantara, praktis, lezat, dan menggugah selera
- Tak hanya we are family, ini 10 toxic positivity yang sering terjadi di kantor
- "Happiness Journey to be #GenHappineZ" persembahan kolaborasi Sasa dan Naturally Speaking by Erha
- 10 Culture shock anak start-up yang pindah ke corporate, dress code aja ada standarnya
- 5 Resep camilan untuk teman nonton, mudah, lezat, dan berempah
- Jika kamu alami 7 tanda ini saat jalani rutinitas, artinya kamu harus beranjak ke tempat kerja baru
- 7 Alasan kenapa kamu tetap harus menyempatkan piknik meski sibuk
- Microsleep bisa bahayakan nyawa saat berkendara, ini 8 penyebab, gejala, dan cara mengatasinya
- Bukan cuma masalah gaji, 10 alasan Gen Z lebih milih jadi content creator daripada karyawan kantoran