Brilio.net - Anak muda zaman sekarang punya pilihan karier yang makin beragam. Nggak sedikit yang lebih milih jadi content creator daripada kerja kantoran. Buat Gen Z, profesi ini nggak cuma soal pekerjaan, tapi juga cara buat mengekspresikan diri sekaligus dapetin kebebasan kerja. Fleksibilitas maupun kreativitas yang ditawarkan content creator jadi daya tarik yang susah disaingin sama kerja kantoran.
Jadi content creator juga lebih cocok sama gaya hidup Gen Z yang pengen bebas dan nggak ribet. Pasalnya, kamu bisa ngatur waktu sendiri, kerja sesuai passion, bahkan nggak perlu terikat sama jam kantor yang ketat. Hal semacam ini bikin profesi ini terasa lebih seru, apalagi bisa berkolaborasi bareng brand-brand keren.
Nggak heran bila buat Gen Z, pandangan soal kerja juga mulai berubah, gaji bukan lagi segalanya. Tak sedikit memilih kerjaan yang bikin bahagia, bebas, sekaligus ada ruang buat berkembang. Hal-hal kayak gini kadang susah ditemukan di kantor yang aturannya kaku serta kadang bikin bosen.
Selain itu, ada beragam alasan lainnya yang bikin Gen Z lebih tertarik kerja sebagai content creator, apa saja? Yuk simak ulasan lengkapnya, seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (31/10).
1. Bebas atur jadwal sesuka hati.
foto: freepik.com/Lifestylememory
Anak-anak Gen Z males banget terikat sama jadwal kerja yang kaku. Beda banget kalau jadi content creator, bisa bikin konten kapan aja pas lagi mood atau dapet inspirasi. Nggak perlu bangun pagi buat ngejar jam masuk kantor, bahkan nggak ada drama terjebak macet. Apalagi kalau lagi dapet ide tengah malem, langsung bisa eksekusi tanpa harus nunggu besok. Buat Gen Z, kebebasan ngatur waktu kerja sendiri ini jadi nilai plus yang bikin mereka ogah sama rutinitas 9 to 5.
2. Pendapatannya bisa gede banget.
Kalau ngomongin cuan, jadi content creator yang sukses bisa dapet penghasilan berkali-kali lipat dari gaji fresh graduate. Siapa yang nggak ngiler liat YouTuber muda yang udah bisa beli rumah atau mobil mewah dari hasil bikin konten? Belum lagi duit bisa ngalir dari mana-mana: ada iklan YouTube, endorsement produk, paid promote, kerja sama brand, sampe jualan merchandise. Nggak kayak di kantor yang harus nunggu bertahun-tahun buat naik gaji.
3. Bebas berkreasi semaunya.
Di kantor, kreativitas sering dibatasi sama aturan yang ribet. Kalau jadi content creator, Gen Z bisa bebas bereksperimen dengan berbagai jenis konten sesuai passion. Mau bikin konten edukatif, vlog kocak, atau tutorial skill, semua bisa dilakuin tanpa takut ditegur atasan. Nggak cuma itu, mereka juga bisa explore berbagai platform dan format baru yang lagi trending tanpa harus minta approval dari banyak pihak.
4. Bisa bangun personal brand sendiri.
Jadi content creator tuh kayak punya "perusahaan sendiri" dengan brand yang bisa diatur sesuka hati. Gen Z bisa membangun citra sesuai karakter aslinya, nggak perlu pura-pura sok profesional kayak di kantor. Bisa tampil apa adanya dan malah dapat apresiasi dari followers yang suka sama konten autentik. Personal branding yang kuat ini nantinya bisa jadi modal buat buka usaha atau dapet peluang kerja sama yang lebih oke.
5. Langsung dapet feedback dari audience.
Nggak ada yang lebih bikin happy selain liat komen positif dari viewers atau dapet DM berisi ucapan terima kasih karena kontennya bermanfaat. Beda sama kerja kantoran yang kadang nggak jelas impact-nya kemana. Gen Z suka banget sama instant gratification dari interaksi langsung sama followers. Mereka juga bisa sekalian bikin konten soal isu-isu yang mereka peduliin lalu ngerasa punya andil buat bikin perubahan.
6. Jaringan pertemanan makin luas.
Platform sosmed bikin Gen Z bisa kenalan sama banyak orang keren dari berbagai daerah bahkan negara. Mereka bisa kolaborasi bikin konten bareng creator lain, join komunitas yang isinya orang-orang se-passion, atau bahkan dilirik brand internasional. Networking-nya jauh lebih asyik dan natural dibanding harus ikut gathering karyawan yang formal serta kaku.
7. Skill yang dipelajari lebih kekinian.
Buat jadi content creator yang sukses, Gen Z harus nguasain skill-skill yang lagi hot di era digital: dari editing video, design grafis, sampe digital marketing. Skill kayak gini jauh lebih berguna buat masa depan dibanding excel maupun powerpoint yang dipelajari di kantor. Plus, mereka bisa langsung praktik dan upgrade skill tanpa harus nunggu budget training dari kantor.
8. Nggak ada drama kantor.
Males banget kan berurusan sama politik kantor atau atasan yang rese? Nah, jadi content creator berarti bebas dari drama-drama gituan. Gen Z bisa fokus sama kreativitas sekaligus pengembangan konten tanpa perlu mikirin siapa yang mau dijilat buat naik jabatan. Semua keputusan ada di tangan sendiri, nggak perlu approval dari hierarki yang bertingkat-tingkat.
9. Bisa sekalian bikin bisnis sampingan.
Followers yang udah loyal bisa jadi customer potensial buat bisnis sampingan. Banyak creator yang akhirnya sukses jualan merchandise, buka resto, atau bisnis fashion gara-gara punya basis pengikut yang solid. Gen Z ngeliat ini sebagai peluang yang lebih menjanjikan dibanding karier kantoran yang cuma andalin gaji bulanan.
10. Lifestyle-nya lebih asyik dan hits.
Jadi content creator tuh bisa sambil jalan-jalan, nyobain tempat-tempat baru, ketemu orang-orang seru, dan dapet pengalaman yang nggak monoton. Gen Z ngerasa ini jauh lebih menarik dibanding duduk 8 jam di depan komputer sambil ngerjain laporan yang itu-itu aja. Belum lagi kesempatan dapet undangan ke event-event keren atau bahkan traveling gratis dari brand yang mau kolaborasi.
Terlepas dari itu, setiap orang punya prioritas masing-masing dalam memilih pekerjaan. Ada yang lebih suka kerja kantoran karena dianggap finansial lebih stabil. Ada pula yang memilih konten kreator sebab lebih fleksibel dalam berbagai aspek. Intinya setiap pilihan pekerjaan punya plus minusnya, tergantung kamu lebih nyaman sama pilihan yang mana. Terpenting nikmati sekaligus berbahagia dengan pilihan yang telah kamu buat.
Recommended By Editor
- 5 Resep serba daging ala Nusantara, praktis, lezat, dan menggugah selera
- Viral siswa SMA tak bisa sebut negara Eropa, content creator bantah jelekkan nama sekolah
- "Happiness Journey to be #GenHappineZ" persembahan kolaborasi Sasa dan Naturally Speaking by Erha
- 9 Momen Nycta Gina bikin konten belanja baju bekas di Pasar Senen, malah kena semprot emak-emak
- 5 Resep camilan untuk teman nonton, mudah, lezat, dan berempah
- Buntut karangan bunga satir, begini pendapat pakar soal upaya dekan membekukan BEM FISIP Unair
- Benarkah dosen wajib punya gelar S3 untuk mengajar mahasiswa S1? Cek peraturannya di sini
- Alasan mahasiswa sekarang rentan depresi, tekanan akademik atau faktor lingkungan?
- Rizky Febian dan Mahalini ajukan permohonan sidang isbat nikah, pahami syarat dan prosedurnya