Brilio.net - Kata-kata indah dalam bahasa Indonesia memiliki kekuatan untuk menyentuh hati dan menginspirasi. Namun, terkadang ada beberapa kata atau frasa yang jarang digunakan, tetapi memiliki makna yang dalam.

Salah satu contohnya adalah "syahdu", kata ini sering digunakan untuk menyatakan perasaan yang mendalam, dalam konteks keindahan alam atau pengalaman spiritual. Meskipun jarang terdengar, namun kata ini memiliki kekayaan makna yang dapat memperkaya ekspresi kita.

Kata-kata indah yang jarang digunakan juga dapat memperkaya karya sastra dan seni. Para penulis, penyair, dan seniman sering mencari kata-kata yang unik dan jarang terdengar untuk menciptakan karya-karya yang orisinal dan menarik. Dengan mengetahui kata-kata yang jarang diketahui, seseorang dapat lebih menghargai dan memahami karya seni yang dibuat dengan kata-kata tersebut.

Penggunaan kata-kata indah yang jarang diketahui dapat menjadi cara untuk melestarikan warisan budaya dan bahasa. Dengan tetap menggunakan kata-kata yang mungkin terancam punah atau terlupakan, kita dapat membantu menjaga keberagaman bahasa dan mencegah kemunduran budaya. Dengan demikian, kata-kata tersebut tidak hanya menjadi bagian dari kosakata kita, tetapi juga menjadi bagian dari warisan budaya yang kita turunkan kepada generasi mendatang.

Kata-kata indah seperti ini, meskipun jarang digunakan, dapat memberikan warna dan kekayaan dalam berbicara atau menulis. Dengan memahami dan menggunakan kata-kata yang jarang diketahui, kita dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan lebih kaya dan mendalam.

Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Rabu(20/3) inilah 80 Kata-kata indah dalam bahasa Indonesia yang jarang diketahu.

Kata-kata indah dalam bahasa Indonesia yang jarang diketahui

Kata-kata indah dalam bahasa Indonesia freepik.com



foto: freepik.com

1. Refraksi: Pembiasan cahaya saat melewati medium yang berbeda.

2. Difabel: Orang yang memiliki keterbatasan fisik atau mental.

3. Sinestesia: Pengalaman sensorik di mana satu indera memicu sensasi di indera lainnya.

4. Efimeral: Sesuatu yang sementara atau berlangsung sebentar.

5. Ekfrasis: Deskripsi rinci atau gambaran mendalam tentang suatu objek, biasanya karya seni.

6. Eksigensi: Sifat kritis atau tajam dalam merasakan atau memahami hal-hal.

7. Inersia: Kegagalan untuk berubah atau bergerak dari keadaan saat ini.

8. Platonik: Terkait dengan konsep ideal atau cinta tanpa keinginan fisik.

9. Esoterik: Pengetahuan atau pemahaman yang hanya dimiliki oleh segelintir orang.

10. Peripatetik: Berkaitan dengan berjalan-jalan atau berkeliaran dari satu tempat ke tempat lain.

11. Juxtaposisi: Penempatan dua hal yang bertentangan atau berlawanan secara bersamaan untuk efek kontras.

12. Proklastinasi: Tendensi untuk menunda atau menunda pekerjaan.

13. Luminesensi: Kemampuan suatu objek untuk memancarkan cahaya tanpa panas.

14. Solipsisme: Filosofi yang menyatakan bahwa hanya diri sendiri yang dapat dipastikan keberadaannya.

15. Perspicuitas: Keterbukaan dan kejelasan dalam ekspresi atau pemahaman.

16. Zenit: Puncak atau titik tertinggi dalam suatu hal.

17. Paradoks: Pernyataan yang bertentangan yang mungkin mengandung kebenaran.

18. Empatik: Kemampuan untuk merasakan atau memahami perasaan orang lain.

19. Harakiri: Tindakan bunuh diri ritual dengan menusukkan pedang ke perut.

20. Ekspatiasi: Proses penyembuhan melalui perenungan atau pemahaman yang lebih dalam.