Brilio.net - Di era media sosial ini setiap orang bebas mengekspresikan dirinya. Di mana kamu bebas mengunggah foto, video, atau kata-kata inspiratif lainnya. Ya, bisa dibilang media sosial tak hanya sebagai saran komunikasi saja tetapi sebagai wadah untuk bertukar pikiran atau menunjukkan eksistensi diri. Termasuk membuat kata-kata lucu bahasa Jawa buat status WA.

Ya, Whatsapp (WA) merupakan salah satu alat komunikasi yang banyak digunakan masyarakat Indonesia. Melalui fitur status di WA kamu bisa berbagi aktivitas sehari-hari layaknya media sosial lainnya. Selain itu, ada juga yang memanfaatkan status WA untuk mempromosikan bisnisnya.

Selain itu, kamu juga berbagi kata-kata lucu bahasa Jawa buat status WA, melalui kata-kata lucu bahasa Jawa ini bisa menghibur diri sendiri. Nggak hanya itu, kamu juga bisa menghibur orang-orang yang di daftar kontak mu. Ketika orang lain terhibur secara langsung kamu membuat ikatan diantara orang-orang.

Jadi, jangan ragu ya untuk membuat kata-kata lucu buat status WA ini. Berikut ini 65 contoh kata-kata lucu bahasa Jawa buat status WA, kocak bikin terhibur dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (17/1).

Kata-kata lucu bahasa Jawa buat status WA, auto bikin terhibur.

Kata-kata lucu bahasa Jawa buat status WA © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

1. "Ora mbayar WIFI, sampeyan sing diro koneksi ati-ati yo." (Tidak membayar WIFI, kamu yang diro koneksi hati-hati ya.)

2. "Mangan sambel pete yo mambu sambel tumpang." (Makan sambal pete itu seperti hidup mambu sambel tumpang.)

3. "Nang mripate mesti ngakoni, nang FB mesti nglewati." (Di dunia nyata harus diakui, di Facebook harus dilewati.)

4. "Pengen diombe, yen mlebu balai jebule, iki balai jebule ngendi?" (Pengen minum, kalau masuk toko selalu diomelin, ini toko omelin ke mana?)

5. "Wis tak tawakal, nang asrama malah dimuntirae." (Sudah tawakal, di asrama malah dipusingkan.)

6. "Ngombe kopi wae mesti ngewangi, biar ora ngantuk nang sare." (Minum kopi saja harus beraroma, supaya tidak mengantuk di pagi hari.)

7. "Wis dadi guru, ngaji malah teko wadon." (Sudah jadi guru, ngaji malah pusing urusan wanita.)

8. "Ulan-ulan mesti nang ati, ora nang kampung halaman." (Hujan-hujanan harus di hati, tidak di kampung halaman.)

9. "Sopo wong'e nggedubake gombale, sing liyane arep mules." (Siapa yang nggedubak (menolak) gombalannya, yang lain langsung mules.)

10. "Rambute loro, ati mung loro." (Rambut bisa dua, hati hanya satu.)

11. "Cangkem nek mikir, nang prawan mikir keras." (Nongkrong kalau mikir, di depan perawan mikir keras.)

12. "Ora ono sing mlebu, lha sing mbokep ra ana sing ono." (Tidak ada yang masuk, tapi yang berbau mbokep tidak ada yang tidak ada.)

13. "Koyo nyolong sepeda, nggak bakal iso mbayar parkir." (Seperti mencuri sepeda, tidak akan bisa membayar parkir.)

14. "Koyo cilik mung ngguyu, koyo gedhe malah malang melintang." (Seperti anak kecil hanya berkutat, seperti orang dewasa malah malang melintang.)

15. "Wis cokot duit, nang warung ra ono sing tak doyan." (Sudah habis uang, di warung tidak ada yang saya sukai.)

16. "Aku iso nglali, aku mung numpak motor C70." (Aku bisa melupakan, aku hanya naik motor C70.)

17. "Sopo sing ngguyu nang banyu, sing leren malah nggebuk kacang." (Siapa yang berkutat di air, yang tidak tahu malah memukul kacang.)

18. "Sopo sing mbangun gedung, seng penting yo wes pintar mbangun ati." (Siapa yang membangun gedung, yang penting sudah pintar membangun hati.)

19. "Mangan bakso nang warung pakde, akhire mangan bakso nang warung tante." (Makan bakso di warung pakde, akhirnya makan bakso di warung tante.)

20. "Rokokmu tambah gede, manganmu tambah lalit." (Rokokmu tambah besar, makanmu tambah kecil.)