Brilio.net - Dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan ibadah di bulan suci Ramadhan, sholat witir menjadi salah satu amalan yang sangat dianjurkan karena memiliki banyak keutamaan yang baik jika dikerjakan.

Sholat witir memiliki keutamaan yang sangat besar, terutama saat dilakukan di bulan Ramadhan. Dalam hadist, dari Ali Radhiyallahu ‘anhu ia berkata: "Witir tidaklah wajib sebagaimana sholat fardhu. Akan tetapi ia adalah sunnah yang ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam".

Solat witir berasal dari bahasa Arab yang berarti "ganjil" atau "berjumlah ganjil". Shalat witir dilakukan dalam jumlah rakaat yang ganjil, biasanya satu atau tiga rakaat. Meskipun demikian, pilihan rakaatnya dapat berbeda-beda menurut mazhab yang dianut.

Sholat witir adalah sholat sunah yang dilakukan sesudah sholat isya, yang waktunya diperpanjang sampai datangnya waktu subuh. Namun ketika bulan Ramadhan, sholat witir biasa dilakukan setelah sholat tarawih, sebanyak tiga rakaat. Sholat witir boleh dilakukan kesemuanya dengan satu salam, atau dilakukan dengan dua rakaat lalu salam, kemudian yang terakhir dilakukan satu rakaat diakhiri dengan salam.

Sholat witir biasa disebut sebagai sholat penutup malam. Hal ini disebabkan karena sholat sunah ini boleh dilaksanakan setelah sholat isya, kemudian setelah sholat tarawih, dan sebelum sholat subuh. Sholat ini juga biasa dilaksanakan setelah sholat malam.

Sholat sunah witir memiliki banyak keutamaan, terutama ketika kita menjalankannya saat bulan Ramadhan. Brilio.net melansir dari berbagai sumber, Selasa (19/3), keutamaan tersebut yakni sebagai berikut.

Keutamaan sholat witir saat bulan Ramadhan

 10 Keutamaan sholat witir © 2024 brilio.net

foto: unsplash.com

Sholat witir adalah ibadah sunah yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah kecuali hanya sekali, lalu Rasulullah pun mengqadhanya sesudah sholat subuh. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadist:

"Ada tiga hal yang fardhu bagiku dan sunnah bagi kalian, yaitu witir (shalat Witir), bersiwak, dan qiyamul lail." (HR. Bukhari dan Muslim)