Brilio.net - Tingkat anak putus sekolah di Sukabumi, Jawa Barat cukup tinggi. Kesadaran orangtua untuk mendorong anak-anaknya melanjutkan sekolah masih sangat kurang. Banyak orangtua yang justru senang jika anak mereka bisa kerja di pabrik atau ngojek ketimbang melanjutkan pendidikan. Miris banget, para orangtua malah beranggapan sekolah tidak bisa memberikan jaminan pekerjaan.

Kondisi ini membuat Eva Rohilah (36) dan keluarganya, warga Kampung Bantarkaret Cicantayan, Sukabumi, berinsiatif memberdayakan anak-anak yang putus sekolah dengan mengajari memproduksi sandal bermerek Sandal Nama (SN). Saat ini SN sudah dipasarkan di banyak kota besar di Indonesia.

"Untuk memberdayakan mereka yang putus sekolah. Di sini, selain bekerja mereka juga mendapatkan pendampingan untuk melanjutkan sekolah di program kejar Paket B dan C," ujar Eva yang telah menggeluti usaha ini sejak 2008 lalu saat ditemui brilio.net beberapa hari lalu.

sandal unik © 2016 brilio.net

sandal unik © 2016 brilio.net

Sekarang Eva dan keluarganya membagi tugas dalam pemasaran dan produksi. Saudaranya yang tinggal di Sukabumi mengawasi proses produksi sekaligus distribusi barang. Sementara Eva yang saat ini tinggal di Depok, fokus pada pasar Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi). Sementara saudaranya yang lain memasarkan di sejumlah daerah baru. Uniknya, pemasaran selain melalui pertemanan juga memanfaatkan internet khususnya media sosial.

"Saat ini kami bisa memproduksi hingga 1.000 pasang dengan harga berkisar Rp 15 ribu-Rp 30 ribu per pasang," tambah Eva.

Eva yakin usaha keluarga ini bisa berkembang dengan baik mengingat desain sandal mereka miliki cukup menarik. Selain itu konsumen bisa memesan tulisan di atas sandal yang akan mereka beli. Saat ini ada sekitar 15 anak putus sekolah yang terlibat dalam produksi sandal nama tersebut.