Thohir menyatakan bahwa ia sudah berusaha meyakinkan FIFA, termasuk dengan menyampaikan surat dari Presiden Joko Widodo. Namun keputusan FIFA soal pencabutan status tuan rumah Piala Dunia U-20 telah bulat.

"Saya sudah berjuang maksimal. Setelah menyampaikan surat dari Presiden Jokowi, dan berbicara panjang dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, kita harus menerima keputusan FIFA yang membatalkan penyelenggaraan event yang kita sama-sama nantikan itu."

"Indonesia adalah salah satu anggota FIFA, sehingga untuk urusan sepak bola internasional, kita harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan. Meskipun saya tadi sudah menyampaikan segala hal kepada Gianni, apa yang dititipkan Presiden, pencinta sepak bola, anak-anak timnas U-20, dan juga suporter setia sepak bola, tapi karena kita anggotanya dan FIFA menilai situasi saat ini tidak bisa dilanjutkan penyelenggaraannya, maka kita harus tunduk," ujar Erick.

Momen krusial yang membuat status tuan rumah Piala Dunia U-20 milik Indonesia terancam adalah gelombang penolakan yang muncul terhadap kehadiran timnas Israel. Israel adalah salah satu negara peserta yang berhasil lolos kualifikasi sebagai wakil Eropa.

Dua Gubernur yang wilayahnya jadi tempat penyelenggaraan, I Wayan Koster dan Ganjar Pranowo juga menyuarakan penolakan. Hal itu yang kemudian diyakini membuat FIFA membatalkan acara drawing Piala Dunia U-20 2023 yang dijadwalkan berlangsung di Bali, 31 Maret. PSSI menyampaikan informasi itu pada Minggu (26/3).

Saat keputusan pembatalan drawing dilakukan, sinyal bahaya sudah menyala untuk Indonesia. Beberapa hari berselang, FIFA kemudian resmi mencabut status tuan rumah Indonesia.