Brilio.net - Jihad, selama ini selalu dikaitkan dengan perjuangan yang menggunakan senjata atau menghunus pedang. Tapi lain lagi jihad yang dilakukan ustadz yang satu ini.

Bahrudin, Ketua MWC NU Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, Lampung justru menggunakan makna jihad dalam memerangi perilaku hidup tidak sehat yang selama ini dilakukan masyarakat di tempat tinggalnya. Dia mengumandangkan jihad untuk memerangi masyarakat yang buang air besar sembarangan.

Dalam pandangan Bahrudin, tindakan itu sama saja dengan penzaliman kepada masyarakat lain yang ingin hidup sehat. Lewat pengajian yang dilakukan setiap hari Minggu, Bahrudin mengajak masyarakat untuk hidup sehat. Dari sinilah muncul ide gerakan jihad sanitasi. Kata jihad itu sendiri merupakan singkatan dari “Ngaji Hari Ahad (Minggu)”. Pengajian ini juga sering diikuti Bupati Pringsewu H Sujadi.

“Sejak menjadi anggota STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) di kecamatan, saya jadi sering memikirkan persoalan yang berkaitan dengan masalah sanitasi, maka timbullah ide perlunya jihad sanitasi,” ungkap Bahrudin kepada brilio.net saat konferensi sanitasi dan air minum nasional yang digelar di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Menurut Bahrudin, pengertian jihad bisa diterapkan dalam bidang apapun. Yang penting bisa memaknai jihad sebagai segala bentuk usaha maksimal untuk penerapan agama islam dan pemberantasan kedzaliman serta kejahatan baik terhadap diri sendiri maupun dalam masyarakat. “Islam sangat mengutamakan kebersihan, banyak ayat-ayat di dalam al-Quran dan hadist mengulas masalah kebersihan,” katanya.

Karena itu perbuatan mengubah perilaku masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat adalah bagian dari perbuatan jihad di bidang sanitasi. (Reporter: Syifa Fauziah Ramadhani).