Brilio.net - Siapapun punya hak untuk menempuh pendidikan sampai ke jenjang universitas. Seperti halnya Titik Ulfatun, lulusan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta. Lima tahun lalu ketika baru lulus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Upik, panggilan akrabnya tak yakin bisa melanjutkan studi.

Orangtua Upik, Ahmad Zaenudin dan Marsiyah hanyalah buruh tani. Usia ayah Upik sudah menjelang 60 tahun. Sedang ibunya adalah ibu rumah tangga yang sesekali menerima order jahitan.

Lulus SMA, Upik tak langsung kuliah. Dia mencoba peruntungan mendaftar kuliah melalui jalur SNMPTN, namun gagal.  Mau tak  mau Upik pun harus bekerja agar bisa membantu orangtua. Dia pergi ke Bekasi dan bekerja sebagai buruh pabrik plastik. Setahun bekerja Upik pun memutuskan untuk melanjutkan studi dengan mendaftar beasiswa dan mengikuti SNMPTN.

Prestasi Upik di kampus sangat gemilang. Dia lulus dengan predikat lulusan terbaik, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang diraihnya nyaris sempurna 3,90.  Akhir JAnuari lalu, Upik mengikuti yudisium di Fakultas Ekonomi, UNY. Rencananya dia akan diwisuda pada akhir Februari mendatang.

“Di sela saya bekerja di pabrik plastik itu, saya masih berkomunikasi dengan guru BK dan adik kelas. Sambil mempersiapkan SNMPTN jalur Tes Tertulis (kini bernama SBMPTN-red), saya mempelajari materi-materi yang sebagian besar merupakan kurikulum SMA. Saya pun akhirnya bisa lulus seleksi Beasiswa Bidik Misi dan diterima di Prodi Pendidikan Akuntansi FE UNY,” ujar lulusan SMK N 2 Purworejo 2011 seperti yang dikutip brilio.net dari laman uny.ac.id

BACA JUGA: Wabah penyakit yang harus diwaspadai di tahun Monyet Api

Jangan salah, Upik bukanlah tipikal mahasiswa yang hanya kuliah-kos saja. Gadis yang lulus SMA di tahun 2011 ini juga aktif berorganisasi. Upik aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat Fakultas Komunitas Riset dan Penalaran (UKMF KRISTAL) FE UNY.

Seolah tak mau hanya berdiam diri, bagi Upik bangku kuliah adalah kesempatan untuk mengembangkan kemampuan yang dia miliki. Apalagi waktu kuliah lebih fleksibel ketimbang zaman SMA."Sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan dengan baik," kata dia.